PHK Januari-Maret 2025 Tembus 74 Ribu, Apindo: Sudah Mengkhawatirkan!

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengungkapkan jumlah korban pemutusan hubungan kerja (PHK) di tanah air sudah mengkhawatirkan.

Selain karena jumlahnya yang terus membengkak, kekhawatiran ini ia tegaskan menjadi makin buruk karena aktivitas industri di dalam negeri sudah redup, terutama di sektor pada karya.

"Makanya kita perlu investasi di padat karya karena PHK sangat mengkhawatirkan buat kita," kata Shinta dalam acara Media Briefing Apindo, Selasa (13/5/2025).

Shinta mencatat, 257.471 pekerja peserta BPJS Ketenagakerjaan sudah berhenti dari kepesertaannya pada 2024 silam karena terkena PHK. Sedangkan sejak awal tahun hingga Maret 2025 ini, sudah ada sebanyak 73.992 peserta yang terkena PHK.

Sementara itu, Jumlah peserta yang mengajukan klaim JHT BPJS TK karena PHK pada 2024 telah mencapai 154.010 orang, dan berlanjut dari 1 Januari 2025 sampai periode Maret sebanyak 40.683 orang.

Shinta menekankan, sebetulnya berkat investasi yang masuk ke tanah air, sudah tercipta 3 juta sampai dengan 4 juta lapangan pekerjaan baru, namun belum cukup memenuhi kebutuhan pasokan tenaga kerja di Indonesia, termasuk yang menjadi korban PHK

"Jadi walaupun sudah ada pekerjaan baru dari investasi yang masuk, ini tidak bisa memadai dengan kondisi yang ada. Yang jelas, kenaikan yang sangat signifikan dan tidak berhenti di sini," ujarnya.

Menurutnya, alasan perusahaan-perusahaan di tanah air melakukan PHK karena iklim usaha yang tak lagi kondusif. Berdasarkan survei Apindo terhadap 357 perusahaan anggota yang dilakukan per Maret 2025, mayoritas atau 65% mengatakan PHK menjadi opsi karena terjadi penurunan permintaan.

Lalu, 43,4% perusahaan menyatakan memilih PHK karena kenaikan biaya produksi yang tinggi, 33,2% perusahaan melakukan PHK karena perubahan regulasi ketenagakerjaan berupa upah minimum (UM), 21,4% perusahaan melakukan PHK karena alasan tekanan produk impor, dan 20,9% perusahaan melakukan PHK karena karena faktor teknologi atau otomasi.

Dari jumlah perusahaan yang disurvei, 67,1% di antaranya menyatakan tidak berencana untuk melakukan investasi baru satu tahun ke depan.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada Harapan! Pengusaha Ungkap Peluang RI Saat Perang Dagang

Next Article Regulasi UMP Kerap Berubah-Ubah, Pengusaha Takut Investor Kabur

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |