'Pengampunan' Trump Hanya Ilusi, Tarif Impor AS Masih Tertinggi Seabad

1 week ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah]mengumumkan tarif resiprokal ke lebih dari 180 negara mitra perdagangan AS untuk menstabilkan neraca perdagangannya dengan negara lain. Namun pada pekan ini, Trump merubah kesepakatannya dengan menunda sejumlah pemberlakukan tarif.

Akan tetapi, hal ini tidak terjadi pada China, yang mengambil langkah untuk menjatuhkan tarif balasan hingga 84% bagi barang-barang AS. Dan saat ini, Trump menjatuhkan tarif 145% terhadap Negeri Tirai Bambu.

Meski adanya penundaan, sejumlah analis mulai menilai jumlah barang yang sempat berada dalam potensi tarif perdagangan AS. Sejumlah analis menuturkan Trump telah mengerek tarif efektif rata-rata AS ke level tertinggi dalam lebih dari satu abad.

"Tarif yang baru dikenakan sekarang mempengaruhi impor AS senilai US$ 2,4 triliun (Rp 40.308 triliun), atau hampir 75%," kata Erica York dari Tax Foundation.

"Dibandingkan dengan masa jabatan pertama Trump, ini merupakan eskalasi besar-besaran, karena tarif pertamanya memengaruhi sekitar US$ 380 miliar (Rp 6.382 triliun) impor AS atau 15%."

Dalam sejarahnya, Peneliti dari Budget Lab di Universitas Yale memperkirakan bahwa konsumen menghadapi tarif efektif rata-rata keseluruhan sebesar 27%, tertinggi sejak 1903. Bahkan setelah memperhitungkan pergeseran konsumsi, tarif rata-rata akan menjadi 18,5%, tertinggi sejak 1933.

Peneliti di Center for Strategic and International Studies (CSIS), Thibault Denamiel, memperkirakan bahwa tarif AS sekarang berada di atas 20%. Ini jauh dibandingkan 2,4% pada Desember 2024.

"Hal itu sebagian besar disebabkan oleh fakta bahwa kita masih memiliki tarif 125% terhadap China," katanya, mengacu pada bea masuk terbaru yang dikenakan Trump terhadap barang-barang China.

Tarif 125%, yang mulai berlaku pada hari Kamis, ditambah dengan tarif 20% sebelumnya atas dugaan peran China dalam rantai pasokanfentani, akhirnya menjadikan tarif baru Trump yang menargetkan China tahun ini menjadi 145%. Analis juga menunjukkan bahwa tindakan Trump menandai kenaikan tarif terbesar sejak Undang-Undang Smoot-Hawley tahun 1930, yang memperparah Depresi Besar.

"Bahkan tarif yang jauh lebih rendah akan berdampak signifikan terhadap ekonomi terbesar di dunia. China adalah mitra dagang terpenting ketiga AS," tambahnya.

AS Untung Atau Buntung?

Para ahli memperingatkan bahwa bea masuk yang sangat tinggi terhadap China kemungkinan akan menyebabkan impor AS dari negara tersebut menyusut. Ini akhirnya dapat memperkecil pendapatan yang dapat diupayakan Trump dari barang China.

"Secara keseluruhan, kami memperkirakan tarif dan pembalasan yang diumumkan akan menyusutkan PDB AS sebesar 1,0%," ujar Erica.

Dengan tindakan terbaru Trump, Feroli memperkirakan hambatan dari kebijakan perdagangan kemungkinan akan sedikit berkurang dari sebelumnya. Dengan demikian, prospek resesi semakin dekat."

"Namun, kami masih berpikir kontraksi dalam aktivitas riil akhir tahun ini lebih mungkin terjadi daripada tidak," tambahnya.


(tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkeu Sebut Tarif Trump Bisa Pangkas Ekonomi RI 0,5%

Next Article Video: Perang Dagang Era Trump Menghantui, RI Dihadang Efek Buruk Ini

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |