Jakarta, CNBC Indonesia - NASA memprediksi ketinggian air laut akan meningkat sekitar 3-6 kaki pada 2100 mendatang. Pemicunya adalah perubahan iklim yang melelehkan es di kutub dan menaikkan air laut secara masif.
Akibatnya, ratusan juta orang terancam kehilangan tempat tinggal. Wilayah pesisir dengan populasi padat disebut berada di ambang kepunahan karena terancam tenggelam.
Dikutip dari Sciencing, Selasa (18/3/2025), setidaknya ada 10 kota besar di berbagai belahan dunia yang dikhawatirkan akan tenggelam. Jakarta masuk dalam daftar tersebut.
Tanda-tanda petaka ini mulai terlihat dari fenomena banjir yang paling umum dan makin sering terjadi. Di awal Maret 2025 saja, banjir sudah menggenangi beberapa area Jabodetabek dan Jawa. Bahkan, area Bekasi mencatat kondisi banjir terparah dibandingkan 2016 dan 2020.
"Jakarta diketahui merupakan salah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia. Masalah ini kian ekstrem, hingga pemerintah Indonesia memilih memindahkan ibu kota [ke IKN]," tulis laporan Sciencing.
Sciencing melaporkan Jakarta sudah mulai mengalami proses tenggelam dengan air yang naik 17 cm per tahun. Secara geografis, Jakarta terletak di dataran rendah yang dulunya didominasi oleh rawa.
Ada 13 sungai yang mengalir melalui wilayah perkotaan hingga ke Laut Jawa, sehingga seluruh wilayah sangat rentan terhadap naiknya permukaan air. Jakarta juga telah mengalami peningkatan jumlah banjir sejak pergantian abad.
Banjir paling parah terjadi pada tahun 2007, ketika bencana itu merenggut 80 nyawa dan menimbulkan kerugian hingga ratusan juta dolar.
Sciencing juga menyinggung keputusan pemerintah untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke IKN pada 2022. Laman tersebut mengatakan risiko banjir yang tinggi di Jakarta merupakan salah satu alasan pemindahan tersebut, dibarengi dengan polusi dan penyumbatan di mana-mana.
"Ibu kota baru yang dinamai IKN diprediksi akan rampung sepenuhnya pada 2045. Pada saat itu, IKN kemungkinan menjadi pelarian dari Jakarta yang tenggelam," tertulis dalam laporan Sciencing.
Selain Jakarta, berikut beberapa kota besar lain yang terancam tenggelam, menurut laporan Sciencing:
Alexandria, Mesir
Foto: World Falconry Day (REUTERS/Amr Abdallah Dalsh)
Abdallah Elnozahy, a member of Al Qannas Al Masry releases his falcon during a celebration on World Falconry Day at Borg al-Arab desert in Alexandria, Egypt, November 17, 2018. Picture taken November 17, 2018. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Kota terbesar kedua di Mesir ini memiliki populasi yang ditaksir mencapai 5,7 juta orang pada 2024. Hingga saat ini, Alexandria menjadi salah satu hub penting untuk perdagangan transbenua, terutama pengapalan minyak.
Kota ini berfungsi sebagai salah satu terminal Pipa SUMED, pipa minyak antara Laut Merah dan Mediterania yang digunakan untuk mengirim minyak mentah dan gas alam dari Jazirah Arab ke Eropa.
Sayangnya, dampak negatif dari penggunaan bahan bakar fosil tersebut adalah mencairnya es gletser. Panel iklim PBB memperkirakan sebanyak 30% kota tersebut dapat terendam air pada tahun 2050, yang akan menyebabkan setidaknya 1,5 juta orang mengungsi.
Banjir juga dapat meluas hingga sebagian besar Delta Nil, menghancurkan salah satu tempat lahirnya peradaban.
Miami, Florida
Foto: AP/David Santiago
A BCAD Express airplane parked as the runway remains flooded at the Fort Lauderdale-Hollywood International Airport on Thursday, April 13, 2023, Fort Lauderdale, Fla. (David Santiago/Miami Herald via AP)
Miami diestimasikan memiliki populasi 460.000 orang pada 2024. Area metropolitan Miami-Fort Lauderdale merupakan area urban terbesar di Amerika Serikat (AS) setelah New York, Los Angeles, dan Chicago.
Lebih dari setengah area Miami-Dade County hanya bertengger pada ketinggian 6 kaki di atas air laut. Sebanyak 60% di antaranya terancam tenggelam pada 2060 mendatang.
Situasi di Miami makin parah dengan banyaknya pembangunan gedung-gedung mewah di area pesisir. Sciencing mengatakan pada skenario terburu, tenggelamnya Miami akan menjadi bencana alam terburuk sepanjang sejarah dari segi kerusakan ekonomi.
Lagos, Nigeria
Lagos adalah kota terbesar di Afrika dengan populasi sebanyak 16,5 juta orang pada 2024. Bencana banjir kerap menghantam Lagos pada musim panas, sehingga berdampak pada kerugian ekonomi sebesar miliaran dolar AS per tahun.
Saat ini, area tersebut memiliki level tenggelam lebih dari 3 inci per tahun.
Dhaka, Bangladesh
Ibu kota Bangladesh ini merupakan kota dengan populasi terbesar dengan estimasi populasi 23,9 juta orang pada 2024. PBB menempatkan Bangladesh dalam jejeran 'Top 10' negara paling terdampak bencana alam.
Di kala perubahan iklim makin parah, frekuensi dan intensitas banjir di negara tersebut juga kian mengkhawatirkan. Secara spesifik, Dhaka sudah 'tenggelam' sebanyak setengah inci per tahun.
Yangon, Myanmar
Foto: Penduduk setempat mendorong sepeda motor di atas rakit darurat yang terbuat dari ban dalam di jalan yang terendam banjir di Bago, Myanmar, sekitar 80 kilometer (50 mil) timur laut Yangon, Jumat, 11 Agustus 2023. (AP/)
Penduduk setempat mendorong sepeda motor di atas rakit darurat yang terbuat dari ban dalam di jalan yang terendam banjir di Bago, Myanmar, sekitar 80 kilometer (50 mil) timur laut Yangon, Jumat, 11 Agustus 2023. (AP Photo)
Yangon memiliki populasi sebanyak 5,7 juta orang pada 2024. Sama seperti kota-kota terancam lainnya, Yangon juga kerap dihadang bencana banjir.
Yangon terletak hanya beberapa kilometer dari Sesar Sagaing. Jika gempa bumi besar melanda wilayah tersebut, sumur air tanah dapat runtuh dan menenggelamkan sebagian besar kota.
Bangkok, Thailand
Foto: AP/Sakchai Lalit
Customers of the riverside Chaopraya Antique Café enjoy themselves despite the extraordinary high water levels in the Chao Phraya River in Nonthaburi, near Bangkok, Thailand, Thursday, Oct. 7, 2021. The flood-hit restaurant has become an unlikely dining hotspot after fun-loving foodies began flocking to its water-logged deck to eat amid the lapping tide. Now, instead of empty chairs and vacant tables the “Chaopraya Antique Café” is as full as ever, offering an experience the canny owner has re-branded as “hot-pot surfing.” (AP Photo/Sakchai Lalit)
Bangkok memiliki populasi sekitar 11,2 juta orang pada 2024. Dari tahun-ke-tahun, Bangkok telah kehilangan wilayah daratan karena peningkatan air laut.
Garis pantainya akan merayap lebih dalam, diperkirakan mencapai lebih dari satu kilometer setiap tahun. Dalam satu abad, mayoritas dari kota Bangkok diprediksi akan lenyap.
Kolkata, India
Foto: Orang-orang membawa barang-barang mereka untuk menyeberangi jalan yang banjir setelah hujan lebat di Ahmedabad, India, 28 Agustus 2024. (REUTERS/Amit Dave)
Orang-orang membawa barang-barang mereka untuk menyeberangi jalan yang banjir setelah hujan lebat di Ahmedabad, India, 28 Agustus 2024. (REUTERS/Amit Dave)
Kota terbesar ketiga di India ini diestimasikan memiliki 15,6 juta populasi pada 2024. Selain ancaman peningkatan air laut, Kolkata diprediksi akan tenggelam karena ekstraksi air tanah yang berlebihan.
Banjir juga menjadi bencana rutin di Kolkata. Pada 2024, banjir di Bengal Barat di Kolkata berdampak pada 250.000 orang. Jika bencana banjir ini makin sering terjadi dengan intensitas parah, lebih dari 10 juta orang terancam harus mengungsi.
Manila, Filipina
Foto: Pemandangan drone menunjukkan puing-puing dan lumpur akibat banjir yang dibawa oleh Topan Gaemi, di Kota Marikina, Metro Manila, Filipina, 25 Juli 2024. (REUTERS/ADRIAN PORTUGAL)
Pemandangan drone menunjukkan puing-puing dan lumpur akibat banjir yang dibawa oleh Topan Gaemi, di Kota Marikina, Metro Manila, Filipina, 25 Juli 2024. (REUTERS/Adrian Portugal)
Manila ada ibu kota Filipina yang memiliki 14,9 juta penduduk pada 2024. Ekstraksi air tanah dan aktivitas seismis dari volkanu Taal yang aktif membuat Manila menjadi area yang tidak stabil.
Kota ini memiliki level 'tenggelam' yang cepat, yakni 4 inci per tahun atau lebih tinggi dari rata-rata kenaikan level air laut global per tahun. Masalah lainnya adalah kerusakan hutan mangrove di Manila di sepanjang Manila Bay.
Pohon-pohon di hutan itu selama ini menjadi penghadang erosi di Manila. Sejak memasuki abad ke-20, sebanyak 130.000 hektar hutan mangrove di sepanjang Manila Bay telah ditebang.
Megalopolis Guangdong-Hong Kong-Makau
Foto: Hong Kong mengalami curah hujan tinggi hingga menyebabkan banjir bandang yang mengubah jalanan Hong Kong menjadi sungai deras. (REUTERS/Tyrone Siu)
Hong Kong mengalami curah hujan tinggi hingga menyebabkan banjir bandang yang mengubah jalanan Hong Kong menjadi sungai deras. (REUTERS/Tyrone Siu)
Area ini merupakan yang terbesar dan paling banyak area urbannya di seluruh dunia. Diestimasikan populasinya mencapai 86,9 juta orang pada 2024. Keseluruhan area urbannya terkonsentrasi di antara Pearl River Delta dekat Laut China Selatan.
Pearl River Delta diperkirakan memiliki kenaikan air laut setinggi 5 kaki pada 100 tahun mendatang. Dengan level tersebut, tak menutup kemungkinan area ini akan tenggelam di masa depan.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bantu Petani, Syngenta Dukung Pembiayaan-Teknologi Benih Unggul
Next Article Asap Mengepul di Antartika, NASA Ungkap Tanda Kiamat