Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM) sepanjang 2024 jauh melampaui konsensus analis. Seiring dengan itu, saham ANTM mendapat angin untuk menuju target harga tinggi yang dipasang sejumlah analis.
BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) mencatat, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk (laba bersih) Antam naik 122% secara kuartalan menjadi Rp 1,4 triliun pada kuartal IV-2024. Ini membuat total laba bersih sepanjang tahun lalu melambung 19% menjadi Rp 3,6 triliun, mencapai 122% dan 132% dari proyeksi BRIDS dan konsensus analis.
Sementara itu, kuartal IV-2024, pendapatan melejit 30% menjadi Rp 25,9 triliun secara kuartalan. Alhasil, total pendapatan naik 69% menjadi Rp 69,2 triliun, setara 122% dari proyeksi BRIDS dan konsensus analis.
Antam juga mencetak kenaikan laba bersih dari perusahaan asosiasi sebesar Rp 349 miliar pada kuartal IV tahun lalu, lebih tinggi dibandingkan per September Rp 340 miliar. Perseroan juga menikmati keuntungan kurs Rp 321 miliar vs rugi Rp 428 miliar pada kuartal sebelumnya.
"Antam juga mendapatkan laba Rp 101 miliar dari pengalihan aset PT Antam Resourceindo (KDI) ke PT Tambang Mineral Strategis (TMS)," tulis BRIDS,
dikutip Rabu (9/4/2025).
BRIDS menetapkan rekomendasi buy saham ANTM dengan target harga Rp 2.000. Mandiri Sekuritas juga menyematkan rekomendasi buy ANTM dan target harga Rp 2.000.
Sebelumnya, manajemen Antam menegaskan, perseroan membuktikan ketangguhan dalam menghadapi tantangan sepanjang tahun 2024 yang dipengaruhi oleh dinamika regulasi serta ketidakpastian kondisi makroekonomi global. Tidak sekedar bertahan, melalui pengelolaan kinerja operasional yang robust dan agile dalam merespons dinamika pasar, Antam berhasil meraih pertumbuhan kinerja keuangan yang sehat, menegaskan posisi perusahaan yang kokoh di industri.
Dari sisi neraca, Antam membukukan kenaikan aset, dari Rp 42,85 triliun pada 2023 menjadi Rp 44,52 triliun pada 2024. Ekuitas tumbuh 3% menjadi Rp 32,2 triliun. Pada 2024, perseroan melalukkan percepatan pelunasan pinjaman investasi senilai total Rp 1,68 triliun.
Kinerja operasional Antam solid. Di segmen emas, didukung oleh kenaikan harga emas dunia akibat faktor makroekonomi dan kondisi geopolitik, Antam membukukan pertumbuhan pendapatan 120% menjadi Rp 57,56 triliun pada 2024, dibandingkan tahun 2023 Rp 26,12 triliun.
Antam mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 1.019 kg, ekuivalen 32.762 troy oz. Volume penjualan produk emas Antam pada 2024 mencapai 43.776 kg (1.407.431 troy oz) yang keseluruhannya diperuntukan ke pasar domestik, meningkat 68% dibandingkan 2023 sebesar 26.129 kg.
Di segmen nikel, Antam membukukan pendapatan Rp 9,5 triliun tahun lalu. Volume produksi feronikel perseroan mencapai 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan volume penjualan 19.452 TNi. Destinasi utama penjualan feronikel perseroan adalah Tiongkok, India dan Korea Selatan.
Sementara itu, volume produksi bijih nikel perseroan pada 2024 mencapai 9,94 juta wet metric ton (wmt), sedangkan penjualan 8,35 juta wmt yang seluruhnya untuk pasar domestik baik untuk memenuhi kebutuhan pabrik feronikel Perusahaan maupun penjualan pihak ketiga untuk kebutuhan smelter nikel dalam negeri.
Adapun kontribusi pendapatan segmen bauksit dan alumina tahun 2024 mencapai 3% atau Rp 1,8 triliun, meningkat 7% dari 2023 sebesar Rp 1,69 triliun. Volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik chemical grade alumina (CGA) serta pabrik smelter grade alumina (SGA) mencapai 1,33 juta wmt dengan volume penjualan kepada pihak ketiga sebesar 736 ribu wmt.
Tahun 2024, Antam melalui anak usaha yang mengoperasikan pabrik CGA Tayan, PT Indonesia Chemical Alumina, memproduksi 147.826 ton alumina dan penjualan 177.178 ton. Realisasi penjualan alumina pada 2024 menunjukkan pertumbuhan 24% dari 2023 sebanyak 142.777 ton.
(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Ini Dia, Rapor Kinerja TINS, ANTM, & SUNI
Next Article Antam (ANTM) Angkat Rauf Purnama Jadi Komisaris Utama