Jelang Akhir Pekan, Jangan Kaget 3 Saham Ini Bisa Buat Anda Kaya

3 weeks ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari terakhir perdagangan pasar saham pekan ini, terpantau beberapa saham masih memiliki peluang ditutup happy ending di tengah gejolak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Meskipun kini IHSG kembali merana dan meninggalkan level 6.900, akan tetapi pelemahan IHSG tak berarti semua saham memiliki peluang buruk.

Pada perdagangan kemarin Kamis (20/2/2025), IHSG terperosok 0,10% di level 6.788,04. Penurunan tersebut menjadi pelemahan IHSG selama dua hari beruntun.

Terpantau tiga saham di tiga sektor berpeluang ditutup happy ending pada perdagangan hari ini Jumat (20/2/2025), bahkan melanjutkan penguatan hingga pekan depan mengingat ketiga posisi saham tersebut sudah berada di area strong support.

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)

Emiten di sektor konsumer primer ini mulai masuk dalam jajaran saham Top Frequency yang berarti saham paling ramai diperdagangkan. Usai menyentuh level paling kuat di Rp2.300 per lembar saham pada perdagangan Kamis (20/2/2025), saham AMRT langsung berbalik arah dengan menguat 2,42% di level Rp2.540 per lembar saham. Hal ini berarti kenaikan saham AMRT dari support terkuat Rp2.300 menuju level Rp2.540, maka saham AMRT telah naik sebesar 10%.

Usai support kuat saham AMRT tersentuh, kini saham AMRT berpeluang menuju resistance terdekat di level Rp2.710 per lembar saham hingga Rp2.900 per lembar saham.

PT Indosat Tbk (ISAT)

Emiten di sektor telekomunikasi ini juga tak luput dari perhatian para investor maupun trader. Usai penurunan tajam pada pekan lalu, kini saham PT Indosat Tbk (ISAT) tengah berada di area konsolidasi. Tren pasar yang biasa terjadi adalah, usai dari tren penurunan akan berlanjut pada tren konsolidasi dan kemudian berlanjut pada tren kenaikan.

Kabar terbaru dari ISAT, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) PT Indosat Tbk (ISAT) Vikram Sinha mengumumkan pembelian saham perusahaan telekomunikasi tersebut dengan total nilai sekitar Rp2 miliar.

Melansir keterbukaan informasi BEI, Vikram menyerok 1.163.200 lembar saham ISAT pada tanggal 13 Februari 2025. Adapun aksi beli tersebut terjadi sebanyak empat kali di rentang harga Rp1.700-Rp1.735.

"Tujuan transaksi untuk investasi jangka panjang dan status kepemilikan langsung," ungkap Vikram dikutip Kamis, (20/2/2025).

Dengan aksi belinya ini, jumlah kepemilikan saham Vikram di ISAT semakin tebal dari sebelumnya 2.995.700 atau setara 0.0093% menjadi 4.158.900 lembar, setara 0.0129%.

Kabar tersebut pun mendorong kepercayaan para investor maupun trader bahwa performa kinerja saham ISAT masih cukup baik ke depan.

Kini posisi saham ISAT tengah berada di area konsolidasi yang termasuk area support. Posisi resistance terdekat ISAT berada di level Rp1.920 hingga Rp2.230 per lembar saham.

PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)

Emiten di sektor barang baku milik konglomerat Prajogo Pangestu ini masih menjadi salah satu saham favorite investor maupun trader. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) selalu jadi perbincangan para pelaku pasar usai kabar anak usahanya juga akan ikut turut serta listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).

PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) buka suara perihal rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) anak usahanya yaitu PT Chandra Daya Investasi. Perusahaan tersebut bergerak di bidang investasi infrastruktur yang kabarnya akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pertengahan tahun ini.

"Bersama ini Chandra Asri Group menyampaikan bahwa saat ini kami belum bisa memberikan informasi terkait pelaksanaan IPO," kata Head of Corporate Communications Chandra Asri Group Chrysanthi Tarigan kepada CNBC Indonesia, Kamis (20/2/2025).

Sebelumnya, TPIA melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen membenarkan terkait rencana tersebut. "Perseroan memang mulai menjajaki untuk kemungkinan rencana IPO atas PT CDI, namun terhadap hal ini masih dalam tahap pembahasan internal," tulis manajemen, Selasa (20/8/2024).

Manajemen menyebut, PT CDI juga menjadi salah satu motor pertumbuhan dari Chandra Asri Group, karena bisnis infrastuktur ini merupakan bisnis dengan prospek yang baik.

Posisi saham TPIA kini tengah berada di area konsolidasi. Sementara posisi resistance saham TPIA berada di area Rp8.675 hingga Rp9.100 per lembar saham.


Sanggahan: Artikel rekomendasi saham ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |