Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tajam pada perdagangan pagi hari ini, Kamis (10/4/2025). IHSG diperoyeksi akan rally lebih cepat dari yang diproyeksikan.
IHSG terbang setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan pelonggaran dengan menunda kebijakan tarif dan membuka ruang negosiasi selama 90 hari.
Presiden AS Trump mengambil keputusan untuk menahan kenaikan tarif untuk lebih dari 75 mitra dagang yang tidak membalas pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia,kemarin. Negara tersebut telah menghubungi Amerika Serikat untuk "membahas" beberapa masalah yang telah ia ajukan. Akan tetapi ia mengecualikan China dalam penghentian sementara tarif tersebut.
Menurut catatan Bahana Sekuritas, kapitulasi Presiden AS Trump akan terjadi lebih cepat daripada yang diharapkan, dan setiap baunya akan memicu pemulihan pasar yang akan lebih ganas dari 2020.
Bahana mengatakan panggung sudah siap untuk reli taktis yang didorong oleh likuiditas yang dapat berlangsung selama berminggu-minggu. Fundamental makro jangka pendek dunia tetap sama (kekhawatiran tentang tarif hanya dalam jangka panjang) tetapi stimulus moneter dari AS, Eropa, dan China akan segera membanjiri pasar.
Sementara itu sentimen dari dalam negeri, akan ada suntikan likuiditas tambahan dari surat berharga Bank Indonesia/SRBI yang jatuh tempo senilai Rp403 triliun (US$24 miliar).
Diskusi Bahana baru-baru ini dengan dana pensiun terbesar di Indonesia, BPJamsostek, mengonfirmasi bahwa kepemilikan SRBI yang jatuh tempo akan diinvestasikan kembali secara bertahap ke dalam ekuitas bagian dari komitmen jangka menengah mereka untuk mendukung IHSG.
Selain itu Bahan menuturkan terdapat latar belakang makro yang sangat positif bagi Indonesia, dimana minyak murah (inflasi domestik yang lebih rendah dan daya beli yang lebih tinggi), CPO yang meningkat, batu bara yang tangguh, dan rupiah yang dinilai terlalu rendah.
Bahana memperkirakan pembalikan rata-rata yang kuat untuk rupiah. Perhatikan bahwa mata uang Indonesia memiliki kecenderungan untuk mengejar ketertinggalan terhadap mata uang negara berkembang lainnya (April 2020, Februari 2023, Agustus 2024). Setelah penguatan rupiah, pasar akan segera memperhitungkan penurunan suku bunga BI pada kuartal III 2025, atau setelah permintaan valas yang tinggi secara musiman pada Mei-Juni berakhir.
Pandangan Bahana, jangan menjual saham yang sedang naik daun, gunakan uang tunai, beli saham BUMN dan saham-saham dengan beta tinggi. Pasar saham saat ini diperdagangkan dengan valuasi seperti Covid tetapi tanpa virus yang dapat membunuh manusia.
Sementara itu, pilihan utama Bahana masih tidak berubah dari laporan strategi terbarunya yakni PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Syariah Indonesia (BRIS), PT Antam (ANTM), PT Ciputra Development (CTRA), PT Goto Gojek Tokopedia (GOTO), dan PT Adhi Karya (ADHI).
Bahana juga meminta para investor untuk memperhatikan saham-saham komoditas yang dapat terdongkrak oleh stimulus likuiditas yang disinkronkan secara global.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)