Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak stabil setelah reli dalam dua sesi terakhir. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan optimisme terhadap ekonomi China menjadi faktor utama yang menopang harga.
Pada perdagangan Selasa (18/3/2025), harga minyak mentah Brent ditutup naik 18 sen atau 0,25% ke US$71,25 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) naik 18 sen atau 0,26% ke US$67,76 per barel.
Ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat setelah Amerika Serikat (AS) kembali melancarkan serangan udara ke posisi kelompok Houthi di Yaman. Presiden AS Donald Trump menyatakan akan meminta pertanggungjawaban Iran atas aksi Houthi yang didukungnya. Pernyataan ini memicu kekhawatiran pasar akan gangguan pasokan minyak dari kawasan tersebut.
Selain itu, data ekonomi dari China memberikan sentimen positif bagi harga minyak. Laporan periode Januari-Februari menunjukkan penjualan ritel tumbuh 4,0% dibanding tahun sebelumnya, didorong oleh lonjakan belanja saat perayaan Tahun Baru Imlek. Stimulus tambahan dari Beijing juga diantisipasi untuk meningkatkan konsumsi energi di negara importir minyak terbesar dunia ini.
Di sisi lain, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC+) berencana meningkatkan produksi minyak mulai April mendatang. Namun, rencana ini diperkirakan tidak akan mengimbangi potensi lonjakan harga akibat ketegangan geopolitik dan kebijakan sanksi AS terhadap Iran.
Dengan kondisi ini, pasar minyak masih dibayangi volatilitas tinggi. Investor akan terus mencermati perkembangan geopolitik serta langkah-langkah China dalam mendorong ekonominya guna menentukan arah harga selanjutnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(emb/emb)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Anjlok Lebih Dari 4%, Saham Konglomerat Jadi Pemberat
Next Article Harga Minyak Melemah, Pasar Tunggu Perkembangan Perang Rusia-Ukraina