Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa otomotif, Volkswagen (VW) akan menghentikan produksi kendaraan di pabriknya di Dresden, Jerman. Ini menandai pertama kalinya dalam 88 tahun sejarah produsen otomotif itu menyetop jalur produksi di dalam negeri.
Melansir Financial Times, langkah ini diambil saat perusahaan menghadapi tekanan arus kas akibat penjualan dan permintaan yang melemah di China serta dampak tarif Amerika Serikat terhadap kinerja di pasar AS. Kepala merek Volkswagen, Thomas Schafer, mengatakan keputusan tersebut tidak diambil secara gegabah.
"Keputusan untuk menghentikan produksi di pabrik Dresden tidak diambil dengan mudah, tetapi dari perspektif ekonomi, itu sangat penting," ujarnya.
Produsen mobil terbesar di Eropa tersebut juga tengah menata ulang alokasi belanja modal sekitar 160 miliar euro atau setara Rp2.720 triliun untuk lima tahun ke depan. Anggaran bergulir yang diperbarui setiap tahun itu telah dipangkas dalam beberapa tahun terakhir, setelah pada periode 2023-2027 nilainya masih mencapai 180 miliar euro atau sekitar Rp3.060 triliun.
Di sisi lain, Volkswagen memperkirakan umur pakai kendaraan bermesin bensin akan lebih panjang, yang menuntut investasi tambahan pada teknologi mesin konvensional.
Kepala keuangan Volkswagen, Arno Antlitz, pada Oktober lalu menyatakan arus kas bersih perseroan pada 2025, yang sebelumnya diperkirakan mendekati nol, berpotensi menjadi sedikit positif. Namun analis menilai tekanan masih akan berlanjut.
"Tentu ada tekanan pada arus kas pada tahun 2026," kata analis Bernstein, Stephen Reitman. Ia menambahkan bahwa grup otomotif tersebut sedang mencari cara untuk memangkas pengeluaran dan meningkatkan laba operasional.
Menurut Reitman, tantangan yang dihadapi Volkswagen bersifat "meluas", terutama karena ekspektasi umur pakai mesin berbahan bakar fosil yang lebih panjang membutuhkan investasi baru. "Anda harus melihat generasi baru teknologi bensin," ujarnya.
Sejalan dengan itu, manajer portofolio Union Investment, Moritz Kronenberger, menilai sebagian proyek perlu dicoret dari rencana belanja. Agar target investasi tercapai, "ide dan proyek lain harus dihapus dari rencana," katanya.
Pabrik Dresden sendiri telah memproduksi kurang dari 200.000 kendaraan sejak mulai beroperasi pada 2002, atau jauh di bawah kapasitas pabrik utama Volkswagen di Wolfsburg.
Penghentian produksi di Dresden menjadi bagian dari upaya pengurangan kapasitas di Jerman, sesuai kesepakatan dengan serikat pekerja tahun lalu yang juga mencakup rencana pemangkasan sekitar 35.000 pekerjaan di merek VW di negara tersebut.
Awalnya, pabrik Dresden dirancang sebagai etalase keunggulan teknik Volkswagen dan sempat merakit sedan premium VW Phaeton. Setelah model itu dihentikan pada 2016, fasilitas ini menjadi simbol transisi elektrifikasi Volkswagen dengan memproduksi mobil listrik ID.3.
Ke depan, pabrik Dresden akan disewakan kepada Universitas Teknik Dresden untuk dijadikan kampus riset pengembangan kecerdasan buatan, robotika, dan chip. Volkswagen bersama universitas tersebut berkomitmen menginvestasikan 50 juta euro atau sekitar Rp850 miliar selama tujuh tahun ke depan.
Meski demikian, Volkswagen menyatakan fasilitas tersebut tetap akan digunakan untuk pengiriman mobil ke pelanggan serta sebagai destinasi wisata.
(luc/sef)
[Gambas:Video CNBC]

3 hours ago
3

















































