Ekonomi RI Hanya Tumbuh 4,8%, DPR Minta Pemerintah Bertindak

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun buka suara terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat pada kuartal pertama 2025.

Ia mengatakan bahwa pemerintah harus benar-benar bisa memetakan permasalahan yang membuat ekonomi melambat.

"Banyak yang direncanakan oleh pemerintah, jadi kita harus benar-benar mendetailkan kenapa di kuartal pertama 2025 ini kita cuma tumbuh 4,87%," ucap Misbakhun di Gedung DPR RI, Jakarta pada Senin (6/5/2025).

Lebih lanjut, Misbakhun mengungkapkan saat ini bisa menjadi momen yang pas untuk mengidentifikasi sektor-sektor mana yang mengalami penurunan.

"Sektor-sektor yang menyebabkan penurunan ini harus kemudian kita detailkan program apa yang bisa mengungkit nanti di kuartal kedua supaya pertumbuhan itu bisa kembali di atas 5%. Sehingga target yang ada di APBN secara keseluruhan nanti di akhir tahun, year on year-nya bisa kita perbaiki." ujarnya.

Misbakhun mengatakan program pemerintah Makanan Bergizi Gratis bisa menjadi pendorong perbaikan pertumbuhan ekonomi. Sebab menurutnya memiliki multiplier effect ke beragam sektor.

"Makan MBG ini, makan bergizi gratis ini harapan saya nanti bisa membangun ekosistem ekonomi di UMKM, kemudian supply chain terhadap bahan baku dan sebagainya, misalnya beras, daging, telur, terus gambaran sayuran, buah-buahan, susu, itu bisa menjadi salah satu pengungkit pertumbuhan," kata Misbakhun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan, pemerintah akan merespons laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di bawah 5% ini dengan menggencarkan belanja negara pada kuartal ke depannya.

Pada kuartal I-2025, konsumsi pemerintah memang menjadi satu-satunya komponen produk domestik bruto atau PDB yang terkontraksi. Konsumsi atau belanja pemerintah terkontraksi hingga minus 1,38%. Padahal, pada kuartal I-2024 tumbuhnya 20,44% ditopang belanja pemerintah untuk keperluan pemilihan umum atau pemilu.

Meski begitu, pada kuartal I-2023, konsumsi pemerintah tumbuhnya sebesar 3,3% secara tahunan, sedangkan pada kuartal I-2022 konsumsi pemerintah juga sebetulnya terkontraksi meski jauh lebih besar dengan minus hingga 6,58%.

"Jadi terkait dengan perkembangan selanjutnya nanti kita lihat di kuartal berikutnya karena kita lihat di kuartal berikutnya ini diharapkan anggaran pemerintah sudah mulai berjalan sehingga momentum pertumbuhan bisa dijaga," ucap Airlangga.

Lebih lanjut, dia mengatakan bansos akan menjadi sangat penting ke depan untuk menjaga aktivitas ekonomi dalam negeri. Maka, efisiensi anggaran sebagaimana yang telah dilaksanakan sejak awal tahun tak akan lagi dijalankan pada kuartal II.

"Faktornya sudah pasti ekonomi dunia kan diprediksi mengecil, jadi tentunya itu sangat berpengaruh," ucap Airlangga di kantornya, Jakarta, Senin (5/5/2025).

"Dan kemarin juga tentu terkait dengan kegiatan di pemerintahan masih ditunda ke kuartal II untuk belanja pemerintah," tegasnya.

Airlangga belum mau menjelaskan detail bansos yang akan dioptimalkan ke depan dengan dibukanya efisiensi pada kuartal II-2025. Ia hanya menegaskan, salah satunya program makan bergizi gratis yang akan ditingkatkan cakupannya.

"Jadi ya beberapa program pemerintah baik itu bansos, ataupun... Harapannya MBG jumlahnya akan bisa meningkat, sehingga dampak multipliernya keliatan," ungkap Airlangga.

Pemerintah kata dia juga tengah mengkaji insentif-insentif yang akan digelontorkan supaya aktivitas ekonomi ke depan bisa terus tumbuh di atas 5%.

"Jadi kuartal II nanti kita lihat, kita melihat kan beberapa sektor juga masih tumbuh baik, makan minum baik, tapi kan sektor perhotelannya turun, sektor pertanian juga kan naiknya tinggi di atas 10%," katanya.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Alarm Bahaya Menyala! Ekonomi RI Tumbuh di Bawah Ekspektasi

Next Article Pejabat Saling Serang Soal PPN 12%, Ada yang Cuci Tangan

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |