Jakarta, CNBC Indonesia - Kehidupan dunia pada era Nabi Muhammad (570-632 M) menyimpan banyak kisah menarik untuk ditelusuri. Selain dinamika di Jazirah Arab, berbagai peradaban lain juga berkembang pada masa yang sama.
Salah satu peradaban tersohor di dunia saat itu adalah China, tepatnya era Dinasti Tang (618-907). Ternyata, pada masa itu China sudah berjaya dan menguasai kehidupan. Bahkan, Nabi Muhammad dipercaya sampai meminta orang belajar ke Negeri Tirai Bambu.
Dinasti Tang sendiri didirikan pada 18 Juni 618 oleh Li Yuan. Pada tahun tersebut Nabi Muhammad berusia 48 tahun, sudah menjadi Rasul, dan sedang giat-giatnya menyebarkan agama Islam.
Di tangan Li Yuan, China mengalami kebangkitan dan perkembangan luar biasa. Di awal kekuasaan, Li Yuan yang mendapat gelar Kaisar Gaozu berupaya menaklukkan wilayah-wilayah lain untuk menyatukan seluruh China. Lalu, dia juga berupaya membangun kehidupan ekonomi rakyat lewat sektor perdagangan.
Dalam China's Cosmopolitan Empire: The Tang Dinasty (2009) diceritakan, kebangkitan ekonomi tersebut dimulai dari pengoptimalan komoditas-komoditas penting China untuk kebutuhan ekspor, seperti sutra, kain, guci, kertas, kuda, bubuk mesiu hingga barang mentah lain. Semua barang itu dikirim lewat jalur darat dan laut.
Jika lewat darat, maka dibawa melalui Jalur Sutra yang membentang 6 ribu kilometer hingga Timur Tengah. Sementara, jalur laut dilakukan lewat pelabuhan di selatan China sampai dibawa menggunakan kapal-kapal besar ke seantero dunia.
Dari interaksi perdagangan inilah, bangsa China bisa bertemu orang-orang lain di seluruh dunia. Akibatnya, terjadi transfer pengetahuan yang berdampak pada peningkatan kemajuan China. Begitu juga barang-barang China yang sudah menjajah dunia.
Salah satu interaksi inilah kemudian membuka hubungan China dengan Nabi Muhammad. Tempat tinggal Nabi Muhammad, yakni Makkah, adalah kota dagang.
Karen Amstrong dalam Muhammad Sang Nabi (2001) menyebut, Makkah sudah dikenal sebagai penghubung jaringan perdagangan antara Mediterania Timur dengan peradaban Eropa dan China. Jadi, di Makkah pasti ada barang-barang dari Barat dan Timur, termasuk China. Maka, tak heran kalau China sudah dikenal oleh masyarakat jazirah Arab.
Atas dasar ini, Nabi Muhammad pernah berujar "Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China", sekalipun banyak orang skeptis atas kebenaran pernyataan tersebut. Namun, terlepas dari benar atau tidaknya, ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa China sudah dikenal di tanah Arab.
Saat itu, orang-orang Arab belum mengenal benua Amerika dan Australia. Amerika baru ditemukan pada 1492. Sedangkan Australia pada tahun 1600-an. Maka, dalam perspektif orang Arab, China adalah negeri terjauh yang sudah dikenal sebelum Amerika dan Australia.
Kaisar Gouzu alias Li Yuan sendiri turun takhta pada 626. Penggantinya adalah Li Shimin alias Kaisar Taizong. Saat Nabi Muhammad wafat pada 632, China sudah berada di kekuasaan Li Shimin (626-649). Pergantian kekuasaan bukan berarti meruntuhkan kejayaan. Malah, China makin berjaya di berbagai sektor non-ekonomi, seperti teknologi dan pengetahuan.
Ketika era Li Shimin inilah, terjadi penyebaran ajaran Islam oleh sahabat Nabi, yaitu Sa'ad bin Abi Waqash atas perintah Khalifah Usman bin Affan. Menurut Iqbal Shafi dalam "A Brief History of Muslims in China" (Institute of Strategic Studies Islamabad, 1983), kedatangan delegasi itu membuat penduduk China bersentuhan dengan syiar-syiar Islam untuk pertama kalinya.
(mfa/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global
Next Article Tanaman 'Harta Karun' RI Ternyata Dipakai Nabi Muhammad Buat Ibadah