Bocoran Bahlil: RI Butuh Rp 9.249 Triliun Kembangkan Hilirisasi

1 day ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa dibutuhkan investasi hingga US$ 550 miliar setara Rp 9.249 triliun (asumsi kurs Rp 16.820 per US$) hingga 2040 untuk pengembangan hilirisasi di dalam negeri.

Nilai investasi tersebut berdasarkan 28 komoditas yang akan di hilirisasi.

"Atas arahan Bapak Presiden, kami telah memetakan hilirisasi di sektor pertembangan oil and gas, perikanan, kehutanan, pertanian, yang total itu kurang lebih sekitar 28 komoditas. Ada 28 komoditas yang kami siapkan dengan total investasi sampai dengan 2040 itu kurang lebih sekitar US$ 500 sampai dengan US$ 550 miliar," jelasnya dalam Pembukaan Acara Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025, di JCC, Selasa (15/4/2025).

Sementara itu, dari total investasi di tahun 2040 itu, yang sudah disetujui untuk tahap pertama program hilirisasi di tahun 2025 ini mencapai US$ 40 miliar setara Rp 672,82 triliun.

"Dan ini telah dijabarkan oleh Satgas Hilirisasi pada periode 2025, ini sudah disetujui yang investasinya tahap pertama kurang lebih sekitar sampai dengan US$ 40 miliar," bebernya.

Bahlil menilai, hilirisasi terus digencarkan dalam negeri lantaran hilirisasi sendiri bisa menambah pendapatan negara dan meningkatkan pendapatan per kapita. Bahkan, berdasarkan program hilirisasi nikel di Indonesia bisa menciptakan nilai tambah dari sebelumnya US$ 3,3 miliar menjadi US$ 35 miliar.

"Dan ini banyak negara-negara maju yang tidak setuju dengan peta hilirisasi. Karena mereka tahu betul keunggulan komparatif Indonesia dalam bagaimana merubah mendesain terhadap penciptaan nilai tambah secara maksimal," katanya.

"Dan hilirisasi ini sebagai bentuk daripada penciptaan kawasan pertumbuhan ekonomi baru," tandasnya.

28 Komoditas Dihilirisasi

Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, berikut komposisi cadangan 28 komoditas di Indonesia terhitung dalam lingkup global:

1. Nikel (42%) no. 1 di dunia

2. Timah (16,3%) no. 2 di dunia

3. Tembaga (3%) no. 11 di dunia

4. Bauksit (4%) no. 6 di dunia

5. Besi baja (0,94%) no. 16 di dunia

6. Emas perak (emas 5%, perak 2%)

7. Batu bara no. 7 di dunia

8. Aspal buton (3,91%) no. 3 di dunia

9. Minyak bumi (0,1%) no. 5 di Asia Pasifik

10. Gas bumi (0,7%) no. 4 di Asia Pasifik

11. Sawit (58,7%) no. 1 di dunia

12. Kelapa (27%) no. 1 di dunia

13. Karet (27%) no. 2 di dunia

14. Biofuel (59%) no. 1 di dunia hanya dari sawit

15. Kayu balok (4%) no. 6 di dunia

16. Getah pinus (13%) no. 3 di dunia

17. Udang (16%) no. 3 di dunia

18. Ikan TCT (21%) no. 1 di dunia

19. Rajungan (3%) no. 2 di dunia

20. Rumput laut (28%) no. 2 di dunia

21. Potensi lahan garam potensi 47.734 hektar

22. Pasir silika (0,9%) no. 18 di dunia

23. Mangan (3,2%) no. 7 di dunia

24. Kobal (7,19%) no. 3 di dunia

25. Logam tanah jarang cadangan 227.976 ton

26. Kakao (4%) no. 7 di dunia

27. Pala (31,2%) no. 1 di dunia

28. Tilapia (22,1%) no. 1 di dunia.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Wamen Investasi Blak-blakan Soal Hilirisasi Batubara

Next Article Hilirisasi Bauksit Mandek, Ini yang Akan Dilakukan Bahlil

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |