Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan progres Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Halal di Sidoarjo, Jawa Timur. Kawasan ini nantinya akan dikembangkan untuk sektor riil dan manufaktur berbasis syariah.
Menurut dia, selama ini sektor-sektor tersebut memiliki kontribusi terhadap perekonomian nasional, selain sektor keuangan berbasis syariah. Namun pengembangannya belum maksimal.
Susiwijono menjelaskan kawasan ini didesain dengan konsep sebagai kawasan penengah antara produsen bahan-bahan farmasi dan domestik di negara China dan pasar di negara Timur Tengah.
"Dari hulunya misalkan paling banyak dari China, obat-obatan, farmasi, kosmetik dan sebagainya, kemudian market ada di negara-negara yang menjadi pasar syariah tadi, Middle East, Arab, dan sebagainya," ungkap dia dalam Evening Up CNBC Indonesia, Selasa (16/9/2025).
Dia menjelaskan, dengan langkah ini, Indonesia bisa meraih potensi dari industri halal selain sektor keuangan berbasis syariah.
"Selama ini orang khawatir karena itu (kosmetik, farmasi, dan sebagainya) lebih dominan diproduksi dari tulang dan kulit babi. Negara-negara market Islam ini perlu kepastian. Itu yang kita ambil, kita sertifikasi halal-nya di Indonesia sehingga konsumen sangat yakin," tegas Susiwijono.
Adapun pada tahap awal, KEK Halal Sidoarjo telah menggandeng beberapa investor dari China baik perusahaan kosmetik maupun farmasi.
"Kalau ini jalan, ini bisa menjadi model bisnis bagaimana kita mendesain kawasan baru yang namanya KEK Halal dengan potensi yang sangat besar untuk beberapa market khususnya di Middle East," pungkas Susiwijono.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Buka-Bukaan Bahas Peran Strategis KEK, Pendorong Ekonomi RI