Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah bersiap menaikkan kelas garam produksi petambak rakyat agar tidak hanya terserap untuk konsumsi rumah tangga, tetapi juga bisa masuk ke sektor industri. Langkah ini ditempuh dengan menerapkan standar kualitas khusus bagi garam rakyat.
Direktur Sumber Daya Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Frista Yorhanita mengatakan, standar yang akan diterapkan merujuk pada kelas K1. Untuk itu, KKP telah menyusun Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai acuan produksi garam rakyat ke depan.
"K1 itu apa artinya? Minimal dia NaCl nya 94 kemudian dia impuritasnya rendah dan sebagainya. Dengan K1 ini akan lebih memudahkan garam-garam rakyat ini terserap oleh sektor industri. Nah untuk mendukung itu, di tahun 2025 ini tadi kami sudah menyusun SNI dan SNI nanti akan menjadi standar operasi bagi semua petambak dalam memproduksi garam masyarakat," kata Frista dalam konferensi pers di Media Center KKP, Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Adapun saat ini, kebutuhan industri menuntut kualitas garam dengan kadar NaCl minimal 97%, lebih tinggi dibandingkan garam konsumsi yang umumnya berada di kisaran 94-97%. Karena itu, KKP berharap upaya peningkatan kualitas yang dilakukan sepanjang 2025 bisa membuahkan hasil pada musim panen berikutnya.
"Karena industri itu membutuhkan NaCl minimal 97%, nah kami berharap garam yang dihasilkan dari tambak-tambak garam rakyat ini, tidak hanya sekedar memenuhi spek untuk kebutuhan konsumsi saja, tapi juga bisa masuk ke sektor industri," ujarnya.
Kejar Swasembada Garam 2027
Seiring target swasembada garam pada 2027, Frista mengakui Indonesia saat ini masih mengandalkan impor, khususnya untuk memenuhi kebutuhan garam industri. Untuk menekan ketergantungan tersebut, KKP menyiapkan strategi intensifikasi dan ekstensifikasi tambak garam.
Pada 2025, program intensifikasi difokuskan di Indramayu, Cirebon, Pati, dan Sabu Raijua. Sementara ekstensifikasi dilakukan dengan membuka tambak baru di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
"Untuk ekstensifikasi, kita sudah melakukan pembangunan atau pembukaan tambak baru. Kita mulai membangun dari membangun pond-pond nya, pond 0 sampai dengan pond 4. Kemudian meja kristal. Kemudian juga kita bangun fasilitas pendukungnya seperti gudang, perkantoran untuk apa? Ini untuk nanti di 2026 kita harapkan sudah mulai berproduksi garam dari Rote Ndao ini," kata Frista.
Selain membuka lahan baru, KKP juga mendorong peningkatan produktivitas tambak di kawasan Pantai Utara Jawa (Pantura). Saat ini, rata-rata produksi di wilayah tersebut masih berkisar 100-120 ton per hektare. Pada 2026, produksi ditargetkan naik sekitar 30% menjadi 120-150 ton per hektare.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

3 hours ago
3

















































