Jakarta, CNBC Indonesia - Sistem operasi HarmonyOS milik Huawei berhasil mengalahkan iOS milik Apple di China. Hal ini diungkap laporan firma riset Counterpoint untuk kuartal-IV (Q4 2024).
HarmonyOS berhasil menghimpun pangsa pasar sebanyak 19% di China, sementara iOS hanya 17%. Android masih memimpin jauh dengan pangsa pasar 64%.
Kendati demikian, pangsa pasar Android menunjukkan tren penurunan di China dan global. Android mengalami penurunan 5% di China secara kuartal-ke-kuartal (QoQ) di Q4 2024.
Foto: Pangsa pasar sistem operasi HP China Q4 2024. (Dok. counterpoint)
Pangsa pasar sistem operasi HP China Q4 2024. (Dok. counterpoint)
Laporan Counterpoint untuk skala global juga menunjukkan pangsa pasar Android dan iOS masing-masing turun 1%, sementara HarmonyOS naik dari 2% menjadi 4% pada Q1 2024 secara tahun-ke-tahun (YoY).
Sementara itu, pada Q4 2024 di skala global, iOS kembali menunjukkan penurunan 1% YoY, Android stagnan YoY, dan HarmonyOS naik 1% YoY, dikutip dari laman resmi Counterpoint, Senin (17/3/2025).
Jika dilihat secara global sepanjang tahun, memang HarmonyOS cenderung stagnan. Namun, secara spesifik di China, HarmonyOS tumbuh konsisten dan berhasil mengalahkan iOS.
Foto: Pangsa pasar sistem operasi HP global Q4 2024. (Dok. counterpoint)
Pangsa pasar sistem operasi HP global Q4 2024. (Dok. counterpoint)
HarmonyOS masih jauh untuk bisa menyaingi Android, sebab sistem operasi milik Google tersebut memang digunakan hampir semua ponsel non-iPhone dari berbagai merek di dunia. Namun, dengan ambisi yang besar ditambah tekanan dari AS, tak menutup kemungkinan HarmonyOS akan terus tumbuh dan pelan-pelan bisa mengimbangi dominasi Android.
Target Besar Huawei untuk HarmonyOS
Huawei saat ini telah memiliki lebih dari 15.000 aplikasi di HarmonyOS yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Ke depan, Huawei menargetkan 100.000 aplikasi baru pada ekosistemnya.
"Berdasarkan analisis kami, agar ekosistem Harmony menjadi matang dalam memenuhi kebutuhan konsumen, 100.000 aplikasi adalah tonggak sejarah, dan itu adalah tujuan utama selama enam hingga 12 bulan ke depan," kata Ketua Huawei Xu Zhijun dalam sebuah pidato yang diposting di aplikasi perpesanan WeChat, dikutip dari Reuters, pada Desember 2024 lalu.
Target aplikasi yang ambisius ini menyoroti urgensi dalam mengembangkan teknologi buatan dalam negeri saat China menghadapi ketegangan yang meningkat dengan AS.
Ketegangan yang datang dari berbagai industri mulai dari perdagangan hingga teknologi ini terjadi karena Presiden Donald Trump mengancam akan lebih keras terhadap China.
Huawei meluncurkan sistem operasinya lima tahun yang lalu setelah sanksi AS memutus dukungan untuk Android dari Google.
Perusahaan yang berbasis di Shenzhen itu kemudian mengembangkan versi sumber terbuka dari sistem Harmony.
"Karena sanksi AS, Huawei terpaksa mempercepat pengembangan sistem operasinya sendiri," kata Xu.
"Meskipun banyak kemajuan yang telah dicapai, untuk sistem operasi apa pun, tidak peduli seberapa canggihnya, tidak akan ada artinya jika tidak ada yang menggunakannya," ia menuturkan.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Perusahaan Spin Off Huawei, Honor Siap Rilis Ponsel Baru di RI
Next Article Android dan iOS Makin Ditinggal, Banyak Orang Pindah ke Sini