7 Bulan Ditahan, CEO Telegram Akhirnya Pulang ke Rumah Bilang Begini

18 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov sempat ditahan di Prancis pada Agustus 2024 lalu. Ia didakwa atas tuduhan keterlibatan dalam mendistribusikan pornografi anak, obat-obatan terlarang, dan perangkat lunak peretasan pada aplikasi pesan singkat Telegram.

Tak sampai sepekan pasca ditangkap, Duvol dibebaskan bersyarat. Ia juga diminta membayar uang jaminan senilai 5 juta euro atau setara Rp89,7 miliar.

Namun, pengusaha yang lahir dan terusir dari Rusia itu dilarang meninggalkan Prancis pasca bebas. Selama 7 bulan tertahan di Prancis, Telegram banyak mengalami perombakan.

Durov sebelumnya mengumbar komitmennya untuk memperkuat metode moderasi konten di Telegram. Padahal, sebelumnya Durov menentang hal tersebut dengan dalih melawan penyensoran dan kontrol pemerintah.

Kabar terbarunya, Durov kini telah dibebaskan penuh dan bisa meninggalkan Prancis. Dikutip dari Reuters, Selasa (18/3/2025), Durov sudah kembali ke Dubai yang merupakan negara domisilinya pasca kabur dari Rusia.

"Saya menghabiskan beberapa bulan di Prancis untuk investigasi terkait aktivitas kriminal di Telegram. Prosesnya masih berlangsung, tetapi rasanya menyenangkan untuk kembali ke rumah," kata Durov, dikutip dari Reuters.

Lebih lanjut, Durov mengungkapkan terima kasih kepada hakim investigatif yang mengizinkannya pulang ke Dubai. Ia juga berterima kasih kepada tim pengacara yang telah berupaya menunjukkan kebenaran.

"Dalam hal moderasi, kooperasi, dan aksi melawan kriminal selama bertahun-tahun, Telegram tak hanya memenuhinya tetapi juga melampaui kewajiban hukum yang berlaku," kata Durov.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bantu Petani, Syngenta Dukung Pembiayaan-Teknologi Benih Unggul

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |