2 Negara Ini Rebutan Surga, Dunia Terancam 'Kiamat' dan Perang Nuklir

8 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Penembakan massal terhadap 26 wisatawan di wilayah Kashmir, India, pada Rabu (23/4/2025) oleh kelompok bersenjata yang menamakan diri "Perlawanan Kashmir" kembali memicu ketegangan antara India dan Pakistan.

Pemerintah India menuding Perlawanan Kashmir sebagai organisasi militan berbasis di Pakistan, serupa dengan kelompok-kelompok lain seperti Lashkar-e-Taiba dan Hizbul Mujahideen. Di sisi lain, Pakistan membantah tuduhan tersebut. Islamabad menegaskan bahwa dukungannya terhadap Kashmir hanya bersifat moral, politik, dan diplomatik.

Ketegangan ini semakin memperpanjang daftar konflik di kawasan tersebut. Sejak lama, Kashmir memang menjadi sumber utama perselisihan antara India dan Pakistan. Lantas, apa sebenarnya yang terjadi di Kashmir? Dan mengapa wilayah itu direbutkan?

Lokasi Surga

Kashmir adalah wilayah seluas 42 ribu Kmyang berada di ujung barat Pegunungan Himalaya. Secara geografis, Kashmir merupakan lembah luas yang jadi lokasi hulu dari sistem Sungai Indus. Sungai Indus sendiri memiliki panjang 3.180 Km dan mengaliri tiga negara besar, yakni China, India, dan Pakistan.

Akibat dialiri air lembah dari sungai dan dikelilingi pegunungan, Kashmir menjadi wilayah yang sangat subur. Apapun yang ditanam bakal dapat tumbuh dengan baik. Masalahnya, posisi politik Kashmir tak jelas sejak 1947.

Sejarawan Alastair Lamb dalam Kashmir: A Disputed Legacy 1846-1990 (1991) menceritakan, Kashmir awalnya dikuasai oleh Kerajaan Kashmir yang dipimpin Maharaja. Namun, eksistensi kerajaan tersebut berakhir saat India merdeka dan terbagi dengan Pakistan tahun 1947.

Sadar akan besarnya potensi Kashmir, kedua negara sama-sama menekan Maharaja untuk bergabung. Akhirnya, Maharaja memutuskan bergabung ke India.  Keputusan ini lantas memicu amarah mayoritas warga Kashmir yang beragama Muslim yang ingin bergabung ke Pakistan karena sama-sama seiman. Mereka kemudian protes dan dibalas secara militer oleh India. 

Dari sinilah, Kashmir menjadi arena konflik antara India dan Pakistan. Kedua negara saling berebut wilayah dan membuat Kashmir terbagi-bagi. Secara garis besar, India menguasai 43% wilayah, Pakistan 37% kawasan, lalu sisanya milik Cina sebesar 20%. Meski demikian, hanya India dan Pakistan yang terlibat sengketa sengit dan berambisi menguasai Kashmir sepenuhnya. 

Bagi kedua negara, menguasai Kashmir berarti menguasai masa depan. Wilayah yang disebut surga dunia ini setidaknya punya dua potensi ekonomi besar. 

Pertama, sumber daya air. Kashmir adalah hulu Sungai Indus yang mengaliri enam sungai besar di Pakistan dan India. Dari enam sungai tersebut kedua negara bisa mengembangkan irigasi, pertanian, dan pembangkit listrik. Jutaan orang bisa hidup dan mendukung lahirnya peradaban-peradaban maju. 

Khusus pembangkit listrik, laporan Financial Times menyebut, Kashmir punya potensi energi terbarukan dari tenaga air sekitar 20.000 Megawatt. Ini bisa memenuhi kebutuhan listrik domestik bagi India dan Pakistan. 

Terkait air, India dan Pakistan memang sudah menandatangani Indus Water Treaty (IWT) tahun 1960. Perjanjian ini membagi enam sungai besar yang berhulu di Indus kepada kedua negara sama rata.

Tujuannya supaya tak muncul rasa iri dan persaingan. Hanya saja, perjanjian ini memicu sengketa baru usai India berulangkali menjadikan ancaman ketika muncul masalah. 

Kedua, pertanian. Salah satu tanaman yang tumbuh subur di Kashmir adalah Saffron. Mengutip Al Jazeera, tumbuhan bernama Latin Crocus sativus L. ini disebut berkualitas paling tinggi di dunia. Sejak 1947, wilayah Kashmir sudah konsisten mengekspor belasan metrik ton Saffron ke seluruh dunia dengan nilai jutaan dollar AS. Praktis ini menjadi potensi mesin pendulang kekayaan jika dikuasai sepenuhnya oleh salah satu negara. 

Seiring waktu, perebutan wilayah oleh kedua negara makin sengit ketika satu sama lain memiliki senjata nuklir. India dan Pakistan memang tercatat sebagai negara pemilik senjata nuklir.

Mengutip The Indian Express, India tercatat punya 172 hulu ledak nuklir. Sementara Pakistan memiliki 170 nuklir. Praktis, kepemilikan senjata ini membuat pergerakan militer kedua negara diperhitungkan oleh mata dunia. Jika konflik benar terjadi, maka dunia terancam 'kiamat' akibat perang nuklir dan larut dalam ketegangan sangat tinggi. 


(mfa/mfa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |