Wamendagri Wanti-Wanti Kepala Daerah Gegara Harga Cabai, Ucap Ini

1 week ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga cabai rawit terus meroket dan kini menjadi salah satu biang kerok utama inflasi. Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya menegaskan, lonjakan harga komoditas pedas ini harus segera ditangani, terutama oleh Kepala Daerah alias Pemda (Pemerintah Daerah).

"Ya tentu. Dalam catatan kami, inflasi itu salah satunya dikontribusikan oleh harga cabai," kata Bima saat ditemui di kantor Kemenko Pangan, Jumat (11/4/2025).

Ia pun menyebut, penyebab utama kenaikan harga cabai biasanya dipicu oleh faktor cuaca. "Gagal panen karena cuaca, atau faktor distribusinya," tambahnya.

Menurut data Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) per hari ini, harga rata-rata nasional cabai rawit merah telah mencapai Rp81.471 per kilogram (kg). Angka ini jauh melampaui Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp40.000-Rp57.000 per kg. HAP cabai ditetapkan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 12 Tahun 2024 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Kedelai, Bawang Merah, Bawang Putih, Cabai Rawit Merah, Cabai Merah Keriting, Gula Konsumsi, dan Daging Sapi/Kerbau.

Adapun disparitas harga cabai rawit hari ini dengan HAP mencapai 42,93%. 

Di beberapa daerah, kondisi ini bahkan lebih parah. Di Kalimantan Tengah, harga cabai rawit merah tembus Rp116.974 per kg, atau naik 105,22% dibandingkan HAP.

Melihat situasi ini, Bima menekankan pentingnya peran kepala daerah dalam merespons cepat gejolak harga pangan di wilayahnya.

"Kami mendorong para Kepala Daerah untuk saling berkomunikasi dengan daerah-daerah champion untuk menutupi kebutuhannya," ujar Bima.

Daerah champion yang dimaksud adalah daerah-daerah sentra produksi cabai yang memiliki kelebihan pasokan, sehingga bisa menyuplai daerah lain yang kekurangan.

Selain itu, Bima juga menyebut langkah-langkah lain seperti urban farming sebagai solusi jangka menengah. "Yang lain adalah urban farming, menanam cabai, dan lain-lain," katanya.

Kemendagri juga meminta para kepala daerah aktif melakukan operasi pasar.

"Kami minta para kepala daerah untuk memantau di situ supaya bisa mengambil langkah-langkah cepat, ya, bagaimana menyediakan suplai komoditas-komoditas yang tadi sulit tadi," cetus Bima.

Sebagai informasi, Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M Habibullah mengungkapkan, laju inflasi bulanan pada Maret 2025 mencapai 1,65%. Sementara itu, inflasi tahunannya mencapai 0,39% secara tahun kalender.

BPS juga mencatat terjadi inflasi secara tahunan sebesar 1,03% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,22.

"Maret inflasi lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan Maret 2025 kelompok penyumbang perumahan, air listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan andil 1,18%," kata Habibullah dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Secara rinci, Habibullah mengatakan komoditas dominan yang memicu inflasi adalah tarif listrik mencapai 1,18%, kemudian bawang merah 0,11%, cabai rawit 0,06%, emas perhiasan 0,05% dan daging ayam ras 0,03%.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Tekanan Inflasi AS Mereda, IHK Maret Turun Jadi 2,4% (YoY)

Next Article Harga Cabai Rawit Merah Menggila, di 3 Wilayah Ini Tembus Rp110.000

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |