Jakarta, CNBC Indonesia - Gangguan irama jantung atau aritmia kerap kali tidak terdeteksi dengan baik. Aritmia bisa terjadi ketika impuls listrik yang berfungsi mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik.
Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC, Head of Pulse Day Task Force, Chairperson of Public Affairs Committee Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS) mengatakan irama jantung yang tidak teratur dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stroke, gagal jantung, hingga kematian jantung mendadak (Sudden Cardiac Death/SCD).
Irama jantung dengan detak yang lambat akan mengganggu aliran darah ke otak sehingga penderitanya sewaktu-waktu dapat pingsan. Sebaliknya, jika jantung berdetak terlalu cepat dalam jangka waktu yang lama, maka fungsi pompa jantung akan melemah.
"Aritmia kerap kali tidak disadari penderitanya dan menjadi penyebab utama gangguan kardiovaskular. Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele karena dapat berakibat fatal dan dapat berakhir dengan kematian mendadak," kata Dr. dr. Dicky saat acara Road to Pulse Day 2026, Kolaborasi Global dalam Peningkatan Kesadaran Aritmia di RS Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa ada beberapa gejala darurat aritmia yang perlu diwaspadai yakni nyeri dada hebat, sesak napas parah, pingsan atau nyaris pingsan dan denyut jantung sangat cepat (>150/menit) atau sangat lambat (
Ada sebuah langkah sederhana untuk mendeteksi dini aritmia. Untuk mengetahui gangguan irama jantung bisa dengan meraba nadi sendiri (menari) untuk mendeteksi dini irama jantung tidak normal. Cara ini merupakan cara termudah untuk mengenali sejak dini gangguan irama jantung atau aritmia.
"Cara mengecek denyut jantung yaitu dengan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah di pergelangan tangan atau leher. Hitung denyutnya selama 30 detik dan kalikan 2 untuk mendapatkan denyut per menit. Detak jantung yang normal berkisar antara 60-100 kali per menit," paparnya.
Faktor risiko dan pencegahan
Aritmia memiliki komponen genetik, sehingga faktor risiko bisa dari riwayat keluarga yang memiliki masalah jantung. Kemudian merokok, tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan hormon dan gizi buruk juga meningkatkan kemungkinan gangguan jantung secara keseluruhan.
Dalam pencegahan aritmia bisa meliputi perubahan gaya hidup sehat seperti berhenti merokok, menjaga pola makan seimbang (rendah garam dan lemak), berolahraga teratur, menjaga berat badan ideal, mengurangi stres, serta membatasi kafein dan alkohol.
Selain itu, penting untuk mengelola kondisi kesehatan lain seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan sleep apnea, serta tidak sembarangan mengonsumsi obat stimulan tanpa resep dokter.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 8 Makanan Alami yang Ampuh Turunkan Tekanan Darah Tinggi

3 hours ago
1
















































