Trump Sambut Presiden Muslim Eks Al Qaeda di Washington, Beri Pujian

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyambut sejawatnya Presiden Suriah, Ahmed Al Sharaa, di Gedung Putih, Senin, waktu setempat. Kunjungan ini merupakan yang pertama dilakukan jihadis tersebut, sejak memimpin Suriah setelah kejatuhan rezim diktator, Bashar Al Assad.

Kunjungan Ahmed Al Sharaa ke Ruang Oval tersebut juga merupakan yang pertama dilakukan oleh pemimpin Suriah sejak negara Timur Tengah itu merdeka pada tahun 1946. Kunjungan penting ini terjadi hanya beberapa hari setelah Washington menghapus Sharaa dari daftar terorismenya.

Perlu diketahui, kelompok Sharaa, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), sebelumnya berafiliasi dengan Al-Qaeda. Pertemuan tersebut menandai perubahan haluan yang luar biasa bagi seorang mantan militan yang pernah dihargai US$10 juta (Rp 167 miliar) untuk kepalanya.

"Dia adalah pemimpin yang sangat kuat, dia berasal dari tempat yang sangat sulit, dan dia orang yang tangguh," kata Trump mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan tertutup itu, dikutip AFP, Selasa (11/11/2025).

Menurut Trump, Sharaa ingin Suriah menjadi "sangat sukses" setelah lebih dari satu dekade perang saudara. Trump menambahkan bahwa ia yakin Sharaa "bisa melakukannya, saya benar-benar yakin."

Trump juga membela masa lalu Sharaa. Ia melindungi Sharaa dengan mengatakan setiap orang punya masa lalu yang kelam.

"Orang-orang mengatakan dia memiliki masa lalu yang kasar, kita semua punya masa lalu yang kasar... Dan saya pikir, jujur saja, jika Anda tidak memiliki masa lalu yang kasar, Anda tidak akan punya peluang," jelasnya.

Di kesempatan yang sama, Trump juga mengatakan Suriah adalah "bagian besar" dari rencananya untuk perdamaian Timur Tengah yang lebih luas, yang diharapkan dapat menopang gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas di Gaza. Namun, ia tidak mengonfirmasi laporan bahwa Sharaa akan membawa Suriah ke dalam aliansi pimpinan AS melawan kelompok Islamic State (ISIS) atau bahwa Suriah akan menandatangani pakta non-agresi dengan musuh lamanya, Israel.

Sebenarnya, sejak mengambil alih kekuasaan, pemimpin baru Suriah berusaha melepaskan diri dari masa lalu mereka yang keras. Kini, mereka menampilkan citra yang lebih moderat kepada rakyat Suriah biasa dan kekuatan asing.

Direktur program AS di International Crisis Group, Michael Hanna, menyebut kunjungan Sharaa ke Gedung Putih sebagai "momen yang sangat simbolis bagi pemimpin baru negara itu. "Dengan demikian momen ini menandai langkah lain dalam transformasi menakjubkannya dari pemimpin militan menjadi negarawan global," tutur Hanna.

Kunjungan Sharaa ke Washington diperkirakan akan digunakan untuk mencari dana AS bagi Suriah, yang menghadapi tantangan signifikan dalam membangun kembali negara tersebut setelah 13 tahun perang saudara yang menghancurkan. Buktinya, Sharaa pada akhir pekan lalu juga bertemu dengan Kepala IMF Kristalina Georgieva untuk membahas kemungkinan bantuan.

Tak hanya Washington, Sharaa juga bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Oktober lalu. Ini merupakan pertemuan pertamanya sejak pemindahan Assad, sekutu utama Kremlin.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Presiden Muslim Ini Mau Ketemu Netanyahu, Normalisasi dengan Israel?

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |