Trump Mau Pangkas Harga Obat 'Gila-gilaan', Jadi Berkah atau Bumerang?

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar mengejutkan datang dari Amerika Serikat (AS), di mana Presiden AS Donald Trump berencana untuk menurunkan harga obat.

Dia akan mendasarkan pembayaran obat-obatan tertentu pada harga di negara lain, di mana hal ini merupakan kebijakan kontroversial pada masa jabatan pertama periode 2017-2021 silam.

Trump mengatakan akan menandatangani perintah eksekutif untuk memangkas harga resep obat ke tingkat yang dibayarkan oleh negara-negara berpendapatan tinggi lainnya, suatu jumlah yang ia sebut 30% hingga 80% lebih rendah.

Dalam sebuah unggahan di Truth Social, Trump mengatakan dia akan menandatangani perintah eksekutif tersebut pada Senin pagi waktu setempat untuk mengejar apa yang dikenal sebagai penetapan harga "negara paling disukai" atau penetapan harga referensi internasional.

"Mereka akan bangkit di seluruh Dunia untuk menyamakan kedudukan dan, untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun, membawa KEADILAN BAGI AMERIKA!" kata Trump, dikutip dari Reuters.

"Saya akan melembagakan KEBIJAKAN BANGSA PALING DISUKAI di mana Amerika Serikat akan membayar harga yang sama dengan Bangsa yang membayar harga terendah di manapun, di Dunia," tambah Trump.

AS membayar paling mahal di dunia untuk banyak obat resep, seringkali hampir tiga kali lipat dari negara maju lainnya. Trump mengatakan ia ingin menutup penyebaran itu, tetapi belum secara terbuka menjelaskan bagaimana dan tidak memberikan rincian dalam unggahannya.

Beberapa perusahaan farmasi telah memperkirakan adanya perintah yang akan berfokus pada program asuransi kesehatan Medicare.

Para pembuat obat memperkirakan perintah itu akan berlaku pada berbagai jenis obat di luar obat-obatan yang saat ini sedang dinegosiasikan berdasarkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi mantan Presiden AS Joe Biden.

Karena undang-undang tersebut, Medicare telah menegosiasikan harga untuk 10 obat, yang akan mulai berlaku tahun depan. Lebih banyak obat akan dinegosiasikan akhir tahun ini.

"Penetapan harga oleh pemerintah dalam bentuk apapun berdampak buruk bagi pasien AS," kata Alex Schriver, juru bicara kelompok lobi perusahaan obat terkemuka AS, Pharmaceutical Research and Manufacturers of America, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters.

Jika perintah eksekutif baru tersebut sebanding dengan aturan 2020 silam, baik Medicare maupun penerima manfaatnya dapat memperoleh penghematan. Namun, hal itu juga dapat membatasi akses pasien terhadap obat-obatan. Banyak hal bergantung pada bagaimana kebijakan tersebut disusun.

Ini bukan pertama kalinya Presiden Trump mencoba mengaitkan harga obat dengan harga yang dibayarkan negara lain. Pada periode pertama Trump, pengadilan memblokir usulan program penetapan harga acuan internasional.

Usulan lima tahun lalu itu diproyeksikan oleh pemerintahannya untuk menghemat uang pembayar pajak lebih dari US$ 85 miliar dalam tujuh tahun, memangkas pengeluaran tahunan AS lebih dari US$ 400 miliar untuk obat-obatan.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kebijakan Trump Kontroversial, Kepercayaan Investor Rendah

Next Article Percobaan Pembunuhan Trump, Ditembak Sniper Berujung Banjir Dukungan

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |