Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku usaha menilai proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl eter (DME) untuk substitusi LPG mulai memungkinkan untuk direalisasikan. Terutama di tengah tren harga batu bara yang tengah mengalami kontraksi.
Direktur Bayan Resources, Alexander Ery Wibowo mengatakan bahwa pihaknya telah mempelajari bagaimana agar proyek DME menjadi ekonomis. Salah satunya yakni berkaitan dengan harga batu bara untuk proyek DME.
"Kita pernah untuk mencoba mempelajari selisih produk dari China. Dari sisi produksi tidak terkendala dari sisi biaya bisa reasonable kalau harga jual masuk," kata Alex dalam acara CNBC Indonesia Mining Forum di Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Selain harga batu bara, proyek DME ini juga membutuhkan offtaker (pembeli) dengan kontrak jangka panjang. Dengan demikian investasi yang dikeluarkan balik modal.
"Kita tarik ke belakang hitungannya masuk apa ngga. Yang pasti bisa masuk sepanjang ada subsidi dari produk dan pembelian. Mudah-mudahan harga batubara yang kemungkinan lumayan rendah, waktu hilirisasi semakin cocok. Tinggal memang kita berharap dari BUMN bisa memulai dulu. Prosesnya seperti apa," kata dia.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Dirjen Minerba Jelaskan Alasan Penetapan HBA & Kenaikan Royalti
Next Article Realisasi Investasi Sektor Hilirisasi Capai Rp 407,8 Triliun di 2024