Jakarta, CNBC Indonesia - Matahari merupakan pusat Tata Surya yang menjadi sumber energi bagi Bumi. Namun, ternyata Matahari sudah berusia tua, yakni masuk tahun ke-5 miliar.
Bisa dibilang Matahari sudah berada pada fase paruh baya atau middle age. Lantas, apa dampak usia Matahari dengan kehidupan di Bumi?
Para ilmuwan meyakini usia tua Matahari bisa berdampak negatif bagi planet-planet yang mengelilinginya, termasuk Bumi.
Salah satunya, Bumi disebut tak bisa jadi tempat tinggal tumbuhan dan rantai makanan akan hancur. Hal ini diperkirakan akan terjadi 600-an juta tahun lagi.
Selanjutnya, suhu Matahari akan naik 10% lebih panas pada 1 miliar tahun ke depan. Perubahan tersebut membuat efek rumah kaca tidak bisa dikendalikan, lautan menguap, hingga kekeringan yang parah, dikutip IFLScience, Senin (31/3/2025).
Manusia juga berpotensi tidak bisa hidup dalam kondisi tersebut. Pada akhirnya, Bumi akan berubah jadi tempat yang sangat panas dan melelehkan seluruh isinya.
"Bumi dan Mars kemungkinan akan berputar masuk ke matahari, sementara planet lainnya akan terdorong ke luar," kata laporan Iflscience.
Sementara itu, Matahari akan berubah menjadi bintang baru atau diistilahkan White Dwarf. Lapisan inti pusat tata surya itu akan melebur dan massa akan banyak yang hilang.
Kejadian ini kemungkinan baru terjadi 30 miliar tahun lagi. Namun dalam prosesnya, tata surya akan kehilangan 3 planet dalam 10 miliar tahun.
Planet terbesar Jupiter jadi yang akan bertahan selama semua itu terjadi. Tetapi juga akan terdorong ke luar tata surya dan melebur dengan bintang lain.
Planet terakhir baru akan ke luar sistem pada 100 miliar tahun. Jauh lebih lama dari usia alam semesta sekitar 13,8 miliar tahun.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: SpaceX Jemput 2 Astronot Yang Terjebak 9 Bulan di Luar Angkasa
Next Article Sisa Umur Matahari Terungkap, Kiamat di Bumi Bakal Ngeri