Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah berminggu-minggu menjadi bahan perdebatan di dunia maya, teka-teki soal komet 3I/ATLAS akhirnya mulai menemukan titik terang. Temuan terbaru dari ilmuwan memastikan, objek misterius itu bukan pesawat alien, melainkan komet alami yang berasal dari luar tata surya.
Konfirmasi itu datang dari South African Radio Astronomy Observatory (SARAO) melalui teleskop radio MeerKAT, yang berhasil mendeteksi sinyal radio pertama dari 3I/ATLAS. Namun, sinyal ini bukanlah pancaran komunikasi seperti milik pesawat luar angkasa, melainkan pola frekuensi radio alami yang dihasilkan oleh molekul hidroksil (OH) di sekitar komet.
"Penyerapan OH pada garis 1665 MHz dan 1667 MHz. Artinya, teleskop tersebut menangkap garis penyerapan radio dari radikal hidroksil (OH)," tulis laporan tim peneliti, yang mengindikasikan adanya aktivitas khas komet, bukan teknologi buatan, demikian dikutip dari Wired, Rabu (12/11/2025).
Fenomena ini terjadi karena 3I/ATLAS tengah berada sangat dekat dengan Matahari, membuat es di permukaannya menyublim dan memunculkan pola serapan sinyal radio.
Proses ini umum terjadi pada komet yang sedang aktif, dan menjelaskan pula mengapa lintasan 3I/ATLAS mengalami perubahan kecil, hal yang sempat memicu dugaan adanya percepatan non-gravitasi akibat mesin alien.
Astrofisikawan Avi Loeb dari Universitas Harvard, yang sebelumnya menduga kemungkinan asal-usul teknologi pada 3I/ATLAS, mengakui belum ada bukti kuat yang mengarah ke teori tersebut.
"Belum ada deteksi radio dari 3I/ATLAS selain sinyal penyerapan OH tersebut," tulisnya dalam sebuah unggahan di Medium.
Meski begitu, Loeb menilai pemantauan tetap perlu dilakukan untuk melihat apakah produksi molekul OH bersifat konstan atau berubah-ubah.
Loeb juga menyebut momen penting selanjutnya akan terjadi pada 16 Maret 2026, ketika 3I/ATLAS melintas dalam jarak sekitar 53 juta kilometer dari Jupiter. Pada saat itu, wahana Juno milik NASA akan menggunakan antenanya untuk mencari sinyal radio tambahan pada frekuensi rendah, mulai dari 50 hertz hingga 40 megahertz.
Namun setidaknya, perdebatan ini telah meningkatkan minat publik terhadap dunia astrofisika.
Sementara itu, lintasan komet 3I/ATLAS dapat dipantau secara langsung, dan tanggal 19 Desember patut ditandai dalam kalender, karena pada hari itulah tamu antar-bintang ini akan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesawat Alien Serang Bumi Tahun Ini, Ilmuwan Ungkap Jadwalnya

1 hour ago
1

















































