Tamu dari Bintang Lain Mengecewakan Ilmuwan, Begini Alasannya

2 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Harapan besar para astronom untuk menemukan misteri baru dari komet antarbintang 3I/ATLAS justru bikin ilmuwan kecewa.

Citra pertama yang diambil oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb menunjukkan hal yang tak terduga, komet ini memiliki kandungan karbon dioksida (CO2) jauh lebih tinggi dari air (H2O), rasio tertinggi yang pernah tercatat dalam pengamatan komet.

Temuan ini awalnya sempat memicu antusiasme. Para ilmuwan berharap rasio ekstrem tersebut bisa membuka tabir asal-usul 3I/ATLAS yang diyakini berasal dari luar Tata Surya. Namun hasil analisis awal justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan.

Komet 3I/ATLAS pertama kali ditemukan pada Juli lalu dan langsung menarik perhatian dunia sains.

Pengamatan pertama teleskop dilakukan pada 6 Agustus. Menggunakan spektrograf inframerah dekat, para astronom menganalisis cahaya dari komet untuk mengungkap karakter fisiknya.

Hasilnya menunjukkan bahwa "coma" atau atmosfer di sekitar komet didominasi oleh karbon dioksida, bukan campuran gas dan es seperti kebanyakan komet di Tata Surya.

Alih-alih menemukan petunjuk baru soal pembentukan planet atau bahan penyusun awal galaksi, kandungan CO2yang dominan justru membuat banyak peneliti bingung dan kecewa. Sebab, komposisi semacam itu bisa berarti 3I/ATLAS hanya terbentuk dari material biasa yang kebetulan berada di zona radiasi tinggi.

"Kalau ini benar, komet tersebut tidak seunik yang dibayangkan. Ia mungkin tidak lebih dari fragmen es tua dari sistem bintang lain," ujar peneliti yang terlibat dalam studi itu dalam laporan pra-cetak, dikutip dari Live Science, Rabu (12/11/2025).

Meski demikian, kecepatan 3I/ATLAS tetap mengesankan. Komet ini melesat lebih dari 210.000 km/jam di jalur yang sangat datar dan lurus, sesuatu yang belum pernah terlihat pada benda langit mana pun di Tata Surya.

Data awal memperkirakan diameter komet sekitar 11 kilometer, tetapi pengamatan lanjutan dari Teleskop Hubble menyebut ukurannya mungkin hanya 5,6 kilometer. Dengan ukuran itu, 3I/ATLAS tetap menjadi objek antarbintang terbesar yang pernah teramati manusia.

Lebih mengejutkan lagi, analisis lain memperkirakan komet ini 3 miliar tahun lebih tua dari Tata Surya yang berusia 4,6 miliar tahun. Artinya, benda ini telah berada di ruang antarbintang selama miliaran tahun, terdorong efek "ketapel gravitasi" saat melewati bintang dan nebula.

Kendati demikian, penemuan ini tak lepas dari teori liar. Sebuah studi pra-cetak kontroversial sempat menyebut 3I/ATLAS mungkin merupakan teknologi alien bermusuhan yang menyamar sebagai komet. Namun para ahli dengan tegas membantahnya.

NASA sendiri menegaskan bahwa data Hubble dan JWST menunjukkan komet ini hanyalah benda alami yang terbentuk jauh di luar sistem bintang kita.

"Tidak ada yang tahu dari mana asalnya," kata David Jewitt, astronom UCLA sekaligus pemimpin tim pengamat Hubble. "Ini seperti melihat peluru melesat sepersekian detik, kita tak bisa menelusuri kembali dari mana ia ditembakkan."


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Pesawat Alien Serang Bumi Tahun Ini, Ilmuwan Ungkap Jadwalnya

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |