Jakarta, CNBC Indonesia - Kerajaan bisnis Elon Musk satu per satu menunjukkan tanda-tanda kehancuran. Gerakan boikot Tesla kian meluas, ditandai dengan amukan massa di showroom Tesla di beberapa wilayah di Amerika Serikat (AS).
Tak cuma itu, pengguna Tesla ramai-ramai menempel stiker yang menghujat Musk sebagai sang pemilik. Presiden AS Donald Trump sampai turun gunung membeli mobil Tesla baru dan menyebut aksi boikot Tesla ilegal.
Sebelumnya, eksodus pengguna X juga bikin heboh. Pengguna X kecewa dengan manuver politik Musk untuk memenangkan Trump lewat propaganda di media sosial tersebut. Banyak yang akhirnya meninggalkan X dan beralih ke layanan serupa seperti BlueSky, Mastodon, dan Threads.
Terbaru, Starlink ikut kena getahnya. Internet berbasis satelit tersebut bertujuan menghubungkan masyarakat di area terpencil yang tak terjangkau jaringan seluler dan broadband. Saat ini, Starlink masih mendominasi industri layanan internet satelit, tetapi perlahan-lahan mulai ditinggalkan.
Dikutip dari The Guardian, Selasa (18/3/2025), banyak pengguna yang berlangganan Starlink menunjukkan rasa frustasi terhadap sikap politik Musk. Bahkan, tak sedikit yang berkomitmen untuk berhenti menggunakan Starlink sepenuhnya.
Barry Nisbet, seorang pemain biola Skotlandia yang bisnisnya di Shetland menggabungkan musik dengan pelayaran, menyebut penghormatan kontroversial Musk di acara pelantikan Trump sebagai salah satu alasan ia meninggalkan Starlink, meskipun hal itu merugikannya.
"Saya sudah lama merasa tidak nyaman dengan Musk dan perannya dalam pemilu AS. Monopoli [bisnis Musk] juga sangat membuat saya terganggu," kata Nisbet, dikutip dari The Guardian.
Maraknya pengguna yang meninggalkan Starlink di Eropa menjadi momentup tepat bagi layanan internet satelit buatan Eropa yang bisa dijadikan alternatif. Eutelsat asal Prancis mendadak mengalami lonjakan nilai saham hingga 500% sejak perselisihan antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
CEO Eutelsat mengatakan kepada Bloomberg bahwa layanannya akan menggantikan Starlink di Ukraina dalam beberapa bulan ke depan.
Viasat dari Inggris juga dilaporkan sudah berdiskusi dengan pemerintah Eropa untuk menggantikan Starlink milik Musk.
Di Inggris, Starlink umumnya digunakan oleh rumah tangga dan bisnis di wilayah remot yang memiliki akses broadband buruk. Seorang penginstal Starlink untuk bisnis dan rumah tangga di wilayah selatan Inggris mengatakan saat ini belum ada alternatif sebaik Starlink untuk memberikan akses internet cepat.
"Di satu sisi, [Starlink] adalah tool dan solusi yang ada bagi banyak area remot, tertutama yang infrastrukturnya buruk. Namun di sisi lain, kami harus berurusan dengan Elon yang bodoh," ia menuturkan.
Richard Opie, seorang konsultan di area semi-remot di Northumberland mengatakan ia berlangganan Starlink sejak pandemi. Namun, kini ia mempertimbangkan untuk beralih jika ada alternatif yang bisa diandalkan.
"[Starlink] adalah berkah di area remot, namun perkembangan politik sekarang berubah. Elon Musk adalah figur yang berbeda. Showroom Tesla sudah digeruduk. Saya tak nyaman melihat Musk dekat dengan Trump dan sikap Musk secara umum," kata Opie.
"Ini adalah dilema. Kami ingin mencari alternatif lain, tetapi sekarang masih terjebak [dengan Starlink]," kata dia.
Pengguna Starlink lainnya Mel Sayer mengatakan ia menolak menginap di hotel milik Trump karena tak mau memberikan uang sepeser pun untuk Trump.
"Sekarang, saya menolak mendanai Musk setelah sikapnya dengan pose salute," kata dia.
Starlink tumbuh pesat di Inggris. Penggunanya makin banyak dari 13.000 menjadi 87.000 pada tahun lalu.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini: