Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis politik di Sudan Selatan kembali memuncak. Presiden Salva Kiir memecat Wakil Presiden Benjamin Bol Mel, sosok berpengaruh yang selama ini disebut-sebut sebagai penerus pilihannya.
Pemecatan itu diumumkan melalui siaran televisi pemerintah pada Rabu (12/11/2025) waktu setempat, bersamaan dengan pemberhentian gubernur bank sentral dan kepala otoritas pendapatan yang dikenal dekat dengan Bol Mel.
"Presiden Salva Kiir telah memberhentikan Benjamin Bol Mel dari jabatannya sebagai wakil presiden dan wakil ketua partai berkuasa," demikian bunyi dekrit yang dibacakan di televisi nasional, seperti dikutip Reuters.
Langkah tersebut memperdalam perombakan besar di jajaran elite Sudan Selatan, di tengah meningkatnya spekulasi soal suksesi Kiir yang kini berusia 74 tahun. Beberapa pejabat menilai keputusan ini dapat memperuncing ketegangan politik yang sudah memanas.
"Pemecatan Bol Mel mengirim sinyal kuat bahwa persaingan internal di tubuh pemerintahan semakin terbuka," kata seorang analis politik di Juba. "Kekhawatirannya adalah, langkah ini bisa memicu kembalinya konflik bersenjata."
Bol Mel sebelumnya pernah menjadi penasihat keuangan utama Presiden Kiir dan telah berada di bawah sanksi Amerika Serikat sejak 2017 atas dugaan korupsi. Laporan PBB pada September lalu menuding perusahaan yang berafiliasi dengannya menerima US$1,7 miliar (Rp26,35 triliun) untuk proyek jalan yang tak pernah terealisasi. Ia belum pernah menanggapi langsung tuduhan tersebut.
Sementara itu, pemerintah belum menjelaskan alasan resmi di balik pemecatan Bol Mel. Namun, kabar ini muncul setelah penjagaan keamanan di sekitar kediaman Bol Mel dikurangi, tanda-tanda yang sebelumnya memicu spekulasi di ibu kota Juba.
Bol Mel juga diturunkan dari pangkat jenderal yang baru diperolehnya pada September lalu.
Situasi politik Sudan Selatan kini semakin tak menentu. Negara termuda di dunia itu, yang merdeka dari Sudan pada 2011, masih berjuang keluar dari bayang-bayang perang saudara yang menewaskan sekitar 400.000 orang antara 2013 dan 2018.
Pemilu yang dijadwalkan digelar telah dua kali ditunda, sementara Wakil Presiden Pertama Riek Machar, saingan utama Kiir, ditangkap pada Maret lalu dan didakwa dengan pengkhianatan.
Pertempuran antara pasukan pro-Kiir dan berbagai kelompok bersenjata meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Pengamat menilai, keputusan Kiir memecat Bol Mel bisa menjadi babak baru dalam tarik-menarik kekuasaan di negara yang rapuh itu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara Tetangga RI Krisis Politik, Segera Pemilihan PM Baru Jumat

2 hours ago
1

















































