Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (10/11/2025).
Melansir data Refinitiv, rupiah Garuda terapresiasi sekitar 0,18% ke posisi Rp16.650/US$ pada pembukaan perdagangan hari ini. Pada pekan lalu, rupiah ditutup melemah 0,33% secara kumulatif sepekan ke level Rp16.680/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB terpantau menguat tipis 0,03% ke level 99,632, setelah pekan lalu sempat bergerak volatil akibat ketidakpastian politik di Washington.
Pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh sentimen dari dalam maupun luar negeri.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menanti rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Penjualan Ritel (IPR) Oktober 2025 yang akan diumumkan oleh Bank Indonesia (BI) hari ini.
Kedua indikator tersebut menjadi acuan penting dalam membaca arah kekuatan konsumsi rumah tangga, yang berkontribusi lebih dari 50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Sementara dari eksternal, indeks dolar AS (DXY) terpantau melemah seiring meningkatnya optimisme pasar terhadap kesepakatan untuk mengakhiri penutupan pemerintahan (government shutdown) AS.
Senat AS dilaporkan tengah bergerak menuju kesepakatan bipartisan untuk mengakhiri kebuntuan anggaran, dengan kemungkinan pemungutan suara dilakukan secepatnya pada Minggu waktu setempat.
Namun, negosiasi masih berpotensi tersendat di tengah tarik-menarik politik yang belum sepenuhnya selesai. Rodrigo Catril, Senior FX Strategist di NAB, mengatakan bahwa tanda positifnya adalah mulai terlihat para politisi terlibat dalam dialog yang kredibel, dengan meningkatnya rasa urgensi untuk mencapai kompromi.
Sentimen tersebut membuat dolar AS cenderung terkoreksi, sehingga membuka peluang aliran dana masuk ke mata uang emerging market, termasuk rupiah.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]

2 hours ago
2
















































