Jakarta, CNBC Indonesia — Zurich Indonesia mencatat bencana alam mendominasi total klaim asuransi properti sepanjang tahun 2025, dengan kontribusi sebesar 89%.
Country Manager Zurich Indonesia Edhi Tjahja Negara mengatakan tren pertumbuhan di lini asuransi tersebut sejalan dengan meningkatnya kesadaran berasuransi di berbagai sektor asuransi, seiring dengan cuaca ekstrem dan bencana alam yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Ia mencontohkan, dalam peristiwa banjir di Bali pada September 2025, PT Zurich Topas Life (Zurich Life) telah membayarkan klaim lebih dari Rp 30 miliar. Adapun klaim terbesar berasal dari lini properti yang mencapai Rp 29 miliar, disusul oleh klaim kendaraan bermotor.
"Jadi kami juga untuk benar-benar mengedukasi masyarakat bahwa ini adalah peran asuransi di tengah-tengah kejadian yang tidak pernah kita duga terjadi di Bali. Jadi ini sesuatu yang sangat positif dan kami mendapatkan banyak sekali positif feedback daripada kustomer yang melakukan klaim di Zurich," jelas Edhi dalam Konferensi Pers, di Jakarta, Rabu, (26/11/2025).
Selain asuransi bencana, melalui entitas syariahnya, Zurich Indonesia juga memiliki portofolio asuransi parametrik bencana. Asuransi parametrik adalah produk asuransi yang pembayaran klaimnya didasarkan pada parameter atau indikator tertentu yang telah ditentukan sebelumnya, bukan pada verifikasi kerusakan fisik di lapangan
Sebelumnya, pemerintah disebut menganggarkan Rp600 miliar hingga Rp1 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membiayai premi asuransi parametrik bencana.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan mengatakan, pihaknya terus berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri terkait mekanisme implementasinya.
"Kalau dilihat dari anggaran yang dialokasikan sih tahap pertama ya lumayan lah, kalau dibagi sih lumayan. Anggarannya ada yang bilang Rp600 miliar, ada yang bilang Rp1 triliun, tapi kan bertahap," ungkap Budi dalam Konferensi Pers AAUI, di Jakarta, Jumat, (13/6/2025).
Lebih jauh, Budi menyebut risiko yang akan dicover hanya meliputi kerusakan material, tidak termasuk korban jiwa. Adapun tipe bencananya yang saat ini tengah dikaji berupa gempa bumi dan banjir.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

3 hours ago
3















































