Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pemerintah berencana menambah kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia (PTFI) lebih dari 10%. Angka tersebut lebih tinggi dari target awal yang ditetapkan yakni sebesar 10%.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa penambahan saham lebih dari 10% tersebut diputuskan dalam rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.
Namun, Bahlil belum dapat memastikan secara pasti berapa persen penambahan saham Indonesia di PT Freeport Indonesia tersebut. Adapun, jumlah pastinya akan diumumkan setelah proses perpanjangan ditandatangani.
Lantas, berapa biaya yang akan dikeluarkan Indonesia untuk mengakuisisi lebih dari 10% saham Freeport-McMoRan, perusahaan asal Amerika Serikat (AS), di PT Freeport Indonesia tersebut?
Menurutnya, untuk menambah porsi kepemilikan saham lebih dari 10 persen di PTFI, biayanya sangat murah karena valuasi asetnya sudah sangat tipis. Mengingat, Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI hanya berlaku hingga tahun 2041, dan perhitungannya saat ini masih dalam proses.
"Karena valuasi asetnya kan kita anggap itu sudah nilai bukunya sangat tipis sekali. Tetapi itu kan terjadi untuk sampai dengan 2041. Dan sekarang perhitungannya lagi di jalan," kata Bahlil usai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/9/2025).
Di samping itu, ia mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo telah memintanya untuk mempercepat komunikasi dengan pihak Freeport, sehingga proses penambahan saham segera rampung.
"Nah saya diminta untuk bisa melakukan komunikasi percepatan dan kalau itu sudah fix, Insya Allah Freeport akan kita mempertimbangkan untuk melakukan kelanjutan daripada kontrak," ujar Bahlil.
Seperti diketahui, pada 2018 lalu Indonesia resmi menjadi pemegang saham mayoritas PT Freeport Indonesia sebesar 51,23% melalui Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan MIND ID atau sebelumnya atas nama PT Inalum (Persero).
Adapun nilai akuisisi untuk menjadi pemegang saham mayoritas Freeport ini mencapai US$ 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun saat itu. Akuisisi ini menandai peningkatan kepemilikan Indonesia di PTFI dari semula hanya 9,36% menjadi 51,23%. Sementara 48,77% saham lainnya dimiliki oleh perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS), Freeport-McMoRan (FCX).
(ven/wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Bahlil Ungkap Smelter Raksasa Freeport Bakal Beroperasi Lagi Juni 2025