Jakarta, CNBC Indonesia - Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Konektivitas, Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Prayudi Syamsuri mengatakan untuk mencapai swasembada pangan, masih ada beberapa tantangan yang membayangi baik dari sisi hulu maupun hilir. Dia menyebutkan alih fungsi lahan dan pupuk menjadi tantangan yang harus dihadapi di sisi hulu.
Sementara dari sisi hilir, tantangan yang dihadapi mulai dari diversifikasi pangan, ketersediaan pangan dengan harga pangan, hingga inflasi.
"Kemudian bagaimana di hilir soal nilai tukar petani, bagaimana kendalikan harga di masyarakat dan petani masih bisa mendapatkan keuntungan. Itu strateginya," kata Prayudi dalam CNBC Indonesia Food Summit 2025, Rabu (19/3/2025).
Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto mempercepat target swasembada pangan yang awalnya 2029 menjadi 2026. Menjawab tantangan itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan optimistis bisa tercapai.
"Pak Prabowo meminta kami, menteri, khususnya di bidang pangan, makanya dibentuk Kemenko Pangan, agar selambat-lambatnya 2029 swasembada. Belum bekerja maju 2028, terus maju lagi 2027, bahkan baru ini maju lagi ke 2026. bisa atau tidak? Saya bilang bisa," tegas Zulhas belum lama ini.
Dengan begitu kata Zulhas, Prabowo menginginkan swasembada pangan bisa dicapai dengan tempo secepat-cepatnya. Menurut Zulhas kondisi saat ini sangat memungkinkan untuk Indonesia bisa swasembada pangan dalam tempo cepat.
(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Zulhas Akui Banyak Aturan Jadi Penghambat Swasembada Pangan
Next Article Kupas Tuntas Upaya Stakeholder Dorong Swasembada Pangan 2026