Resesi Seks AS Kian Parah, Generasi Muda Pilih Layar daripada Pasangan

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena resesi seks di Amerika Serikat (AS) kian mengkhawatirkan. Studi terbaru Institute for Family Studies (IFS) menemukan bahwa hampir seperempat orang dewasa muda di AS memilih tidak berhubungan seks sama sekali dalam setahun terakhir, seiring meningkatnya ketergantungan pada gawai dan menurunnya interaksi tatap muka.

Berdasarkan Survei Sosial Umum 2024 yang dilakukan NORC di University of Chicago, hanya 37% warga usia 18-64 tahun yang melaporkan berhubungan seks setidaknya sekali seminggu, turun tajam dari 55% pada 1990.

Angka penurunan paling drastis terjadi pada kelompok usia 18-29 tahun, dengan 24% responden mengaku tidak berhubungan seks sepanjang tahun, dua kali lipat lebih tinggi dibanding 2010.

Brad Wilcox, Direktur National Marriage Project di University of Virginia sekaligus peneliti senior IFS, menilai gaya hidup digital menjadi salah satu penyebab utamanya.

"Pernikahan dan kohabitasi menurun, sementara orang semakin kecanduan layar. Banyak orang kini lebih sibuk dengan ponsel daripada pasangan di sebelahnya," ujarnya, seperti dikutip Wall Street Journal (WSJ), Selasa (16/9/2025).

Michelle Drouin, profesor psikologi di Purdue University, menekankan perlunya mengurangi ketergantungan pada gawai untuk menjaga kehidupan intim.

"Anda ingin hal pertama yang Anda sentuh saat tidur adalah pasangan Anda, bukan ponsel Anda," tegasnya.

Sementara itu, para terapis mengingatkan bahwa kelelahan, stres ekonomi, serta "kelesuan pascapandemi" turut memperparah tren ini.

"Kita mengalami atrofi keterampilan yang dibutuhkan untuk mempertahankan hubungan," kata Shadeen Francis, terapis seks di Philadelphia.

Justin Garcia, Direktur Eksekutif Kinsey Institute di Indiana University mengatakan "jika Anda kelelahan dan teralihkan, apakah Anda ingin berhubungan seks malam ini? Jawabannya tidak!"

Para ahli memperingatkan, penurunan aktivitas seksual dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan fisik dan emosional, mulai dari menurunnya imunitas, meningkatnya stres, hingga berkurangnya rasa kebahagiaan. Mereka menyarankan generasi muda untuk kembali fokus pada interaksi nyata, membangun kedekatan, dan menyeimbangkan kembali prioritas hidup di tengah derasnya arus digital.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Resesi Seks Bikin Pening, Trump Keluarkan Bonus Bayi Rp83,9 Juta

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |