Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia baru saja melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pabrik ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV). Proyek ini akan dioperasikan oleh PT Aneka Tambang (Antam), PT Indonesia Battery Corporation (IBC), dan perusahaan asal China yakni Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) yang merupakan perusahaan patungan dari CATL, Brunp dan Lygend.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho membeberkan, berbagai keuntungan bagi Indonesia jika memiliki ekosistem pabrik baterai EV itu. Salah satunya adalah mengurangi jumlah impor bahan bakar minyak (BBM).
Kelak, dengan adanya pabrik ini, maka penggunaan kendaraan listrik akan lebih semarak. Dengan begitu, penggunaan BBM akan menurun. "Semakin banyak EV yang kita gunakan di Indonesia, semakin mengurangi impor BBM. Itu tadi yang sangat penting," katanya saat ditemui di Artha Industrial Hill (AIH) & Karawang New Industry City (KNIC), Karawang, Jawa Barat, dikutip Senin (7/7/2025).
Nh, dengan berkurangnya konsumsi BBM, maka akan berpengaruh pada semakin bersihnya kualitas udara di Indonesia.
"Jadi kalau kita lihat, bukan hanya lingkungan yang lebih bersih. Tahu nggak sekarang Jakarta kayak apa? EQI-nya kan tinggi sekali kan? 151 hampir setiap hari. Padahal musim hujan kayak gini. Satu, lingkungan kita akan lebih bersih," tambahnya.
Belum lagi, lanjut Toto, ekosistem pabrik baterai EV tersebut juga sebagai upaya mendorong ketahanan energi di Indonesia. Tentunya, ini akan mendorong visi swasembada energi dalam negeri sesuai dengan target Presiden RI Prabowo Subianto.
"Nah itu secara signifikan yang tadi Pak Prabowo bagaimana suasana pada energi itu salah satu itu kita gunakan dari EV ini," tandasnya.
Pada peresmian groundbreaking pembangunan proyek Ekosistem Baterai EV, di Karawang, Jawa Barat, Prabowo mengungkapkan Indonesia bisa mencapai visi swasembada energi dalam jangka waktu lima atau enam tahun ke depan. Hal ini didukung dengan maraknya pengembangan energi di tanah air.
"Lima tahun, paling lambat enam tahun, kita bisa swasembada energi. Dan salah satu nanti jalan kita menuju swasembada energi adalah listrik, listrik dari tenaga surya. Dan listrik dari tenaga surya kuncinya adalah baterai," kata Prabowo, Minggu (29/6/2025).
Prabowo menyebutkan, khususnya proyek sel baterai kapasitas 15 Giga Watt hour (GWh) yang diresmikan, bisa mendorong tercapainya swasembada energi yang sudah ditargetkan lama.
"Dari sini kita bisa menghasilkan energi terbarukan dan ramah lingkungan yang dicita-citakan seluruh dunia. Sudah-sudah sekalian saya diberitahu oleh para pakar bahwa bangsa kita ini sungguh-sungguh bisa swasembada energi. Dan hitungan saya tidak lama, tidak lama," tambahnya.
Asal tahu saja, Prabowo meresmikan Groundbreaking proyek industri baterai EV terbesar se Asia, yang memiliki total investasi keseluruhan dari hulu-hilir mencapai US$ 5,9 miliar setara Rp 96,04 triliun (asumsi kurs Rp 16.278 per US$).
Proyek tersebut terdiri dari total enam usaha patungan (Joint Venture/JV) mulai dari proyek hulu hingga hilir. Detailnya, JV satu hingga tiga merupakan ekosistem baterai di sisi hulu. Sedangkan, JV empat hingga enam merupakan ekosistem baterai di sisi hilir.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Danantara Turun Gunung, Masuk Proyek Baterai EV dengan Huayou & CATL