Preman Ormas Meresahkan, Ganggu Pembangunan Pabrik BYD di Subang

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Mobil listrik asal China BYD tengah membangun pabriknya di Indonesia, tepatnya di Subang, Jawa Barat. Namun ternyata, dalam proses pembangunan pabrik ini diwarnai dengan aksi premanisme yang meresahkan.

Padahal investasi pabrik ini mencapai belasan triliun rupiah atau bernilai US$1 miliar. Presiden Direktur BYD Motor Indonesia Eagle Zhao mengungkapkan bahwa dalam rentang 1 tahun ke depan pembangunan pabrik rampung.

"Setiap progres pembangunan pabrik kami berjalan lancar dan sesuai jadwal. Kami akan tetap berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan pada akhir 2025," kata Zhao dalam media gathering BYD, pada awal tahun lalu.

Pabrik yang sedang dibangun berlokasi di kawasan industri Subang, Jawa Barat. Kapasitas produksinya mencapai 150.000 unit kendaraan listrik (EV) per tahun. Perusahaan bakal menjadikan Indonesia untuk fokus pada pasar ekspor.

Pemerintah RI melalui menteri investasi/kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani juga sudah berkunjung ke kantor pusat BYD di China. BYD menunjukkan progres pembangunan pabrik tetap berjalan.

"Awal tahun ini kunjungan BKPM yang merupakan window investasi kami dan mereka cukup puas dan melihat progresnya sesuai, kami juga menerima Pak Rosan Menteri BKPM di headquarter BYD, jadi kami terus memenuhi agar BYD dapat comply dengan policy yang ada," ujar Presiden Direktur BYD Motor Indonesia Eagle Zhao.

Sayangnya proses pembangunan pabrik ini ternyata diganggu oleh sekelompok ormas. Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno meminta pemerintah agar cepat turun tangan dalam menangani kasus ormas ini.

"Sempat ada permasalahan terkait premanisme, ormas yang mengganggu pembangunan sarana produksi BYD. Saya kira itu harus tegas. Pemerintah perlu tegas untuk kemudian menangani permasalahan ini," kata Eddy dalam akun instagramnya dikutip Rabu (23/4/2025).

Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah investor asing menjadi tidak nyaman dengan situasi ini. Padahal adanya pabrik baru bisa membuka banyak lapangan pekerjaan.

"Jangan sampai kemudian investor datang ke Indonesia dan merasa kemudian tidak mendapatkan jaminan keamanan, jaminan keamanan itu adalah hal yang paling mendasar bagi investasi untuk masuk ke Indonesia," ujar Eagle.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau biasa disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) juga buka suara terkait kasus ini. Ia mengklaim progres pembangunan pabrik ini tetap berjalan.

"BYD sudah lagi progres berjalan, tinggal pembebasan tanah. Minggu depan mau kita undang para pihak agar cepat pembebasannya," kata Dedi dikutip dari DetikJabar.


(dce/dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: APINDO: Premanisme Bebani Pengusaha, Bikin Inefisiensi Ekonomi

Next Article Bak Hotel Mewah, Ini Penampakan Markas Raja EV BYD di Shenzen China

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |