Perusahaan Raksasa Swedia Bangkrut, Ribuan Karyawan PHK

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa baterai Eropa, Northvolt, telah mengajukan kebangkrutan di pengadilan Swedia, Rabu. Hal ini disampaikan langsung oleh perusahaan yang juga berasal dari Swedia itu dengan mengutip sejumlah tantangan usaha yang dihadapinya.

Dalam pernyataannya, dikutip Kamis (13/3/2024), Northvolt mengatakan bahwa mereka telah melakukan upaya yang 'melelahkan' untuk mengamankan masa depan finansial dan operasional yang layak bagi perusahaan. Namun, mereka mengakui telah mengalami sejumlah 'tantangan yang memberatkan', mengutip kenaikan biaya modal, ketidakstabilan geopolitik, gangguan rantai pasokan, dan pergeseran permintaan pasar.

"Selain latar belakang ini, perusahaan telah menghadapi tantangan internal yang signifikan dalam meningkatkan produksinya, baik dalam hal yang diharapkan dengan keterlibatan dalam industri yang sangat kompleks, dan hal lain yang tidak terduga," kata Northvolt dalam sebuah pernyataan pers dikutip Euronews.

Perusahaan baterai tersebut sebelumnya mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 di Amerika Serikat (AS) November. Pasalnya, perusahaan berada dalam posisi keuangan yang sulit.

Langkah tersebut memberikan perusahaan peningkatan keuangan sementara, meskipun Northvolt tidak dapat membalikkan neracanya. Seorang wali amanat yang ditunjuk pengadilan kini akan menjual aset perusahaan di Swedia.

Kehancuran Northvolt, yang didirikan pada tahun 2016, merupakan kemunduran bagi upaya Eropa untuk mengembangkan teknologinya sendiri untuk kendaraan listrik. Saat ini Eropa harus bersaing dengan pemimpin global di industri tersebut, China.

Perusahaan tersebut pernah dipandang sebagai bagian integral dari transisi hijau Eropa. Northvolt, sempat berhasil mengamankan sekitar US$ 15 miliar (Rp 246 triliun) dari pemerintah dan investor.

Permintaan yang lesu untuk kendaraan listrik, yang sebagian terkait dengan perubahan subsidi negara, mendorong beberapa investor untuk mengurangi pendanaan. Pemerintah Swedia juga menolak menawarkan subsidi besar kepada Northvolt tahun lalu.

"Sejatinya, kapasitas produksi Northvolt diperkirakan akan meningkat sekitar empat kali lipat pada akhir dekade ini dari 192 GWh menjadi 1.142 GWh," menurut Benchmark Minerals Intelligence.

Sekarang, Eropa harus meningkatkan ketergantungannya pada produsen baterai asing di kawasan tersebut, hingga perusahaan lokal dapat membangun kapasitas. Termasuk perusahaan China dan Korea Selatan (Korsel).

"Tiga tahun setelah US IRA, Eropa masih belum memiliki kebijakan komprehensif untuk melokalisasi produksi baterai," kata Julia Poliscanova, Direktur Senior Kendaraan & mobilitas di T&E, kepada Euronews.

"Tarif baterai yang tidak signifikan dan tidak adanya bantuan produksi serta persyaratan konten berarti impor dapat dilakukan dengan mudah. Rencana Otomatis memiliki beberapa bahasa yang tidak jelas tentang semua ini, tetapi yang kita butuhkan adalah tindakan segera sekarang," tambahnya

Sebelumnya, Northvolt mengatakan telah memangkas 1.600 pekerjaan atau sekitar seperempat dari stafnya. Eropa hanya menyumbang 3% dari produksi sel baterai global tetapi telah menargetkan 25% pasar pada akhir dekade ini.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Temuan Baterai Baru Bawa Petaka Bagi China-Kali Ciliwung Meluap

Next Article Pembuat Baterai Mobil Listrik Bangkrut, PHK 1.600 Pekerja

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |