Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina, mempersiapkan dana jumbo untuk mengembangkan bisnis baru berupa penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).
Direktur Keuangan dan Investasi PHE Dannif Danusaputro menyebut, modal yang akan dikocek perusahaan diperkirakan mencapai ratusan juta dolar Amerika Serikat (AS).
"Ya, bisnis oil and gas itu heavy capex. Jadi, we invest billions dollars in our legacy business. Dapat saya sampaikan mungkin saat ini alokasi untuk CCS dan CCUS itu memang di sekitaran 5 sampai 10 persen, tapi we are talking about potential hundreds of millions of US dollars," katanya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (22/4/2025).
Yang paling mahal modalnya, kata Dannif, adalah dari sisi teknologi rantai pasok penangkapan karbon. Diikuti dengan ongkos pengiriman dan penyimpanan karbon itu sendiri.
"Ini capturing apakah direct air capture apakah melalui certain process, ini yang kita melihat akan terus bisa turun dari sisi ongkos capturing-nya, kemudian dari sisi transhipment dan juga storage-nya, karena kalau menurut saya ini bukan teknologi baru, kita bisa melalui pipa, mungkin melalui vessel is a bit new technology, tapi untuk injection is actually the reverse of us of extracting oil," tambahnya.
Lebih lanjut, pihaknya untuk bisa mengembangkan proyek tersebut akan menggandeng investor internasional yang memiliki pengalaman dan teknologi mumpuni.
"Kita berpartner dengan negara lain yang memiliki karbon untuk di storage di Indonesia karena mereka memiliki willingness dan capacity to pay ini sangat penting buat kami untuk bisa membuat inisiatif yang komersial," ungkapnya.
Dengan begitu, Dannif mengatakan komitmen investasi oleh pihaknya akan terus meningkat seiring dengan inisiatif proyek yang dijalankan.
"Jadi, ini adalah komitmen investasi kita dan ini terus meningkat, sejalan dengan majority dari inisiatif atau proyek itu sendiri," tandasnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi penyimpanan emisi karbon hingga 570 Giga Ton.
Detailnya, sebesar 577,62 Giga Ton CO2 tersebar di 20 lokasi dengan dua sumber yakni dari reservoir migas yang habis dan akuifer garam.
(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Fokus ke Energi Fosil, Bisnis Karbon PHE Apa Kabar?
Next Article Dukung Swasembada Energi, PHE Temukan Sumber Daya Gas Bumi di Sulteng