Jakarta, CNBC Indonesia - Di balik prosesi pemakaman Paus Fransiskus yang tengah dipersiapkan Vatikan, sebuah ritual kuno kini kembali mencuat ke permukaan: penghancuran Fisherman's Ring atau Cincin Nelayan, lambang kekuasaan spiritual tertinggi dalam Gereja Katolik yang telah dikenakan oleh Paus selama dua belas tahun masa pontifikatnya.
Namun kali ini, seperti banyak aspek kepausan Paus Fransiskus yang penuh nuansa kerendahan hati dan pembaruan, nasib cincin itu mungkin tidak akan berakhir dalam kehancuran mutlak seperti pada abad-abad sebelumnya.
Cincin Nelayan memiliki sejarah panjang yang menelusur hingga abad ke-13. Nama cincin ini merujuk pada Santo Petrus - rasul Yesus yang menurut tradisi Katolik merupakan Paus pertama - yang dahulu adalah seorang nelayan. Gambar Santo Petrus sedang memancing dari sebuah perahu, bersama dengan kunci-kunci Takhta Suci, biasanya menghiasi permukaan cincin tersebut.
Sepanjang sejarahnya, cincin ini tidak hanya simbolik, tetapi juga memiliki fungsi administratif yang vital. Bersama dengan liontin yang disebut bulla, cincin ini berfungsi sebagai segel resmi untuk dokumen kepausan yang dikenal sebagai papal briefs.
Karena itu, penghancuran cincin dan bulla setiap kali seorang Paus wafat merupakan langkah pencegahan terhadap pemalsuan dokumen setelah kematian pemiliknya.
"Ini setara dengan mengambil alih login akun media sosial seseorang," kata Christopher Lamb, koresponden Vatikan untuk CNN, menjelaskan alasan praktis di balik tradisi ini.
"Tujuannya adalah untuk menghentikan pihak-pihak yang berpura-pura menggunakan segel palsu pada dokumen."
Tradisi yang Berevolusi
Dahulu, penghancuran dilakukan dengan palu oleh seorang pejabat tinggi Gereja, yakni Camerlengo Gereja Roma Suci, di hadapan Dewan Kardinal, segera setelah wafatnya Paus diumumkan. Dari tahun 1521 hingga 2013, inilah praktik yang dijalankan.
Namun perubahan besar terjadi pada tahun 2013, ketika Paus Benediktus XVI menjadi Paus pertama yang mengundurkan diri dalam enam abad terakhir. Bukannya dihancurkan, cincin beliau hanya diukir dengan tanda salib besar menggunakan pahat sebagai bentuk "pembatalan kekuasaan". Langkah ini memulai tradisi baru - penghormatan yang lebih lembut terhadap simbol spiritual, tanpa kehilangan makna administratifnya.
Dengan risiko penyalahgunaan cincin sebagai segel telah menurun drastis, penghancuran fisik dianggap kurang relevan.
Camerlengo saat ini, Kardinal Kevin Joseph Farrell - seorang imam asal Irlandia yang ditunjuk oleh Paus Fransiskus pada 2023 - diperkirakan akan mengikuti tradisi baru tersebut, dengan menandai cincin itu sebelum Konklaf, yakni proses rahasia pemilihan Paus baru oleh para kardinal.
Cincin yang Tak Biasa
Seperti halnya gaya kepemimpinannya yang sederhana dan membumi, Paus Fransiskus juga membuat keputusan tak lazim terkait Cincin Nelayan. Alih-alih memesan cincin baru yang dibuat khusus, beliau memilih menggunakan cincin "daur ulang" - milik mendiang Uskup Agung Pasquale Macchi, sekretaris pribadi Paus Paulus VI.
Cincin tersebut terbuat dari perak berlapis emas, bukan emas murni seperti tradisi umumnya. Keputusan ini mencerminkan sikap Paus yang menolak kemewahan, bahkan dalam simbol-simbol tertingginya.
Menurut Lamb, Vatikan menyebutnya sebagai "in-possession ring", menandakan bahwa cincin itu dulunya berada dalam kepemilikan pribadi dan kemudian diberikan kepada Fransiskus.
Ciuman, Kontroversi, dan Simbol Otoritas
Di luar makna administratif dan sejarahnya, Cincin Nelayan juga berfungsi sebagai simbol otoritas Paus di hadapan umat. Selama masa pontifikatnya, Paus Fransiskus mengenakannya dalam upacara-upacara resmi, tetapi lebih memilih mengenakan cincin perak sederhana - peninggalan masa kardinalnya - dalam keseharian.
Namun, hubungan Fransiskus dengan cincin ini tak lepas dari kontroversi. Pada 2019, sebuah video viral memperlihatkan momen ketika beliau menarik tangannya berulang kali saat umat mencoba mencium cincinnya. Hal ini menimbulkan perdebatan luas di media sosial, hingga Vatikan mengklarifikasi bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran kuman.
Meski proses 'penghilangan kekuatan simbolik' Cincin Nelayan akan dilakukan dalam waktu dekat, nasib akhirnya setelah pemilihan Paus baru masih menjadi misteri. Seperti banyak elemen dalam konklaf, informasi soal penyimpanan atau perlakuan terhadap cincin bekas Paus tetap dirahasiakan.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Permintaan Terakhir Paus Fransiskus: Dimakamkan di Luar Vatikan
Next Article Breaking News: Paus Fransiskus Meninggal Dunia dalam Usia 88 Tahun