Perbanyak Kilang Minyak, RI Bakal Manfaatkan Tekonologi Modular

1 day ago 8

Jambi, CNBC Indonesia - Pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto saat ini tengah mendorong percepatan hilirisasi di sektor energi. Salah satu di antaranya yakni pengembangan di kilang minyak (oil refinery).

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan dalam mengembangkan kilang minyak domestik, pemerintah tengah menimbang pemanfaatan teknologi modular sebagai alternatif efisien dibanding penggunaan kilang berkapasitas besar.

"Jadi Oil Refinery ini kan ada beberapa teknologi, apakah dari large plan yang kita bangun atau ini kita menggunakan teknologi modular. Kalau kapasitas besar yang kita bangun, berarti dalam satu lokasi bisa sekitar 200.000 sampai 300.000 barel per hari. Tapi kalau kita menggunakan modular, ini sekitar 60.000," kata Yuliot ditemui di Jambi dikutip Kamis (17/4/2025).

Yuliot menilai bahwa teknologi modular menawarkan sejumlah keunggulan, terutama dari segi biaya dan fleksibilitas pengembangan, lantaran WK migas RI yang tersebar. Adapun, dengan investasi sekitar US$ 600 juta per unit, kilang modular dapat dibangun secara bertahap.

"Jadi kita kembangkan 60.000, ya kemudian ini ada kapasitas bertambah, ya ini kita tambah lagi 60.000. Itu justru untuk investasi satu modular itu sekitar US$ 600 juta. Kalau US$ 600 juta, kalau kita bangun dua plan kapasitas 120.000 itu hanya memerlukan investasi sekitar US$ 1,2 miliar," ujarnya.

Sementara itu, apabila dibandingkan dengan menggunakan teknologi terintegrasi dengan kapasitas besar, maka rata-rata investasi yang dibutuhkan yakni mencapai US$ 4 hingga US$ 5 miliar.

"Jadi ini akan ada efisiensi. Kalau ini produksi kita meningkat, ya kemudian untuk minyaknya kita olah di dalam negeri, itu justru ketahanan energi kita akan semakin terjadi peningkatan," kata dia.

Sebelumnya, pemerintah berencana membangun kilang minyak berkapasitas 1 juta barel per hari (bph). Adapun, dalam pembangunan kilang ini, rencananya akan dilakukan di beberapa tempat.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia usai Rapat Terbatas (Ratas) dengan Presiden Prabowo Subianto terkait hilirisasi, di Istana Negara, Senin (10/3/2025).

Di dalam hasil rapat tersebut, Bahlil mengungkapkan bahwa setidaknya terdapat beberapa perubahan terkait keputusan akhir. Salah satunya yakni besaran kapasitas kilang yang akan dibangun, dari yang sebelumnya direncanakan 500 ribu bph menjadi 1 juta bph.

"Salah satu yang kami bahas adalah fokus pada refinery yang tadinya kita akan bangun kurang lebih sekitar 500 ribu barel karena kita impor sekitar 1 juta barel per day. Tadi ada terjadi perubahan akan kita bangun nanti 1 juta barel akan kita bangun di beberapa tempat," kata Bahlil, saat memberikan keterangan pers, dikutip Selasa (11/3/2025).

Bahlil membeberkan, pembangunan kilang itu nantinya akan dilakukan di beberapa lokasi. Mulai dari Pulau Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Selain itu, ia juga mengungkapkan pemerintah akan membangun oil storage dengan kapasitas 1 juta barel per hari (bph).

"Di samping itu kita juga akan langsung melakukan pembangunan DME sebagai substitusi dari LPG. ini akan kita lakukan di samping hilirisasi di sektor perikanan perhutanan perkebunan," kata Bahlil.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: BPH Migas Soal Pasokan Gas Bumi Anjlok - Kilang Minyak Baru

Next Article RI Bakal Bangun Cadangan Penyangga Minyak Cs, Lokasinya Dekat Kilang

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |