Pengusaha Tak Happy Banyak Libur Panjang, Ternyata Ini Alasannya

7 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pengusaha mulai gerah dengan banyaknya libur panjang terutama di bulan Mei dan Juni 2025. Mereka pun teriak dan memprotes kebijakan pemerintah.

Kalangan pelaku usaha menilai libur yang terlalu panjang dan sering akibat cuti bersama membuat pekerjaan berjalan tidak efektif. Karenanya perlu pelaku usaha berharap dilibatkan dalam pengambilan kebijakan tersebut.

"SKB 3 menteri kemauan pejabat bukan pengusaha, harusnya melibatkan siapa yang jadi objek, jangan hanya yang punya regulasi. Semestinya pemerintah melibatkan semua objek gimana kalau gini-gini (libur atau cuti bersama)," kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta Nurjaman kepada CNBC Indonesia dikutip Kamis (14/5/2025).

"(Selama ini) nggak pernah dilibatkan, itu kan hasil SKB menteri bukan musyawarah stakeholder," lanjutnya.

Libur yang terlalu panjang berdampak terhadap sistem kerja yang sudah dibangun, utamanya pada sektor manufaktur.

Sejumlah karyawan melintas di kawasan kantor Bursa Efek Indonesia, Rabu (20/6). Pasar saham Indonesia kembali dibuka mulai hari ini setelah libur panjang hari raya Idul Fitri. Pasca libur Lebaran, IHSG dibuka koreksi 0,86% ke 5.941,79 pada pukul 9 pagi tadi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Sejumlah karyawan melintas di kawasan kantor Bursa Efek Indonesia, Rabu (20/6). Pasar saham Indonesia kembali dibuka mulai hari ini setelah libur panjang hari raya Idul Fitri. Pasca libur Lebaran, IHSG dibuka koreksi 0,86% ke 5.941,79 pada pukul 9 pagi tadi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

"Manufaktur nggak bisa berhenti, harus circle terus. Industri seperti kertas dan baja kalau sehari berhenti, itu semua mesti overhaul lagi, biayanya tinggi lagi, jadi nggak bisa berhenti," sebut Nurhaman.

Ketika aktivitas kerja libur, namun biaya atau ongkos produksi tetap berjalan normal karena gaji pegawai tidak berkurang. Di sisi lain produktivitas berkurang karena libur, hal ini menyulitkan pengusaha untuk membayar gaji pegawainya.

"Pertumbuhan ekonomi ditopang produktivitas, produktivitas ditopang workday efektif. Ada libur tapi ongkos kerja nggak berkurang. Tapi dengan libur kan negara nggak bertanggungjawab nggak bayar upah. Ekonomi sulit, dari sebelumnya udah terlihat sulit bayar ekonomi kita nggak baik-baik aja, maka daya beli masyarakat kurang kan," ujar Nurjaman.

Selain itu, libur terlalu panjang juga berdampak terhadap pekerja harian yang berharap mendapatkan uang dari aktivitas sehari-hari karyawan, misalnya pengemudi ojek online.

"Daily workers makan apa? Mereka kan gaji harian, kalau libur nggak dibayar. Misal yang seharusnya bawa penumpang di stasiun akhirnya berkurang jauh, ojol juga ikut libur akhirnya atau nggak dapat muatan harusnya 100 ribu, bisa jadi jauh di bawah itu," sebutnya.


(fys/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jumlah PHK Januari-Maret 2025 - Microsoft PHK 6.000 Karyawan

Next Article Regulasi UMP Kerap Berubah-Ubah, Pengusaha Takut Investor Kabur

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |