Negara Ini Bangkrut Karena Habis Ditambang, RI Jangan Ikut-ikutan!

9 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada satu negara yang dulu-nya kaya akan tambang Fosfat, tetapi sekarang negara ini hanya bertumpu pada sumbangan dana dari Australia. Nama negara ini adalah Nauru.

Nauru, negara yang dulu-nya punya kekayaan tambang melimpah dan sempat menjadi negara terkaya di dunia berdasarkan pendapatan per kapita-nya. Namun, kini jadi negara yang runtun dan hanya bergantung ke negara lain.

Kita harus belajar dari Nauru untuk tidak ketergantungan pada satu sumber daya alam tanpa perencanaan jangka panjang bisa berujung pada kehancuran ekonomi.

Tambang Fosfar, Sumber Kekayaan Nauru

Nauru adalah sebuah negara mikro di Pasifik Selatan yang hanya seluas sekitar 21 km², menjadikannya negara republik terkecil di dunia.

Meski kecil, Nauru pernah mencicipi masa kejayaan ekonomi yang luar biasa pada abad ke-20 karena kekayaan tambang fosfatnya.

Fosfat di Nauru terbentuk dari tumpukan kotoran burung laut (guano) yang mengendap selama ribuan tahun dan menghasilkan bahan baku pupuk berkualitas tinggi.

Batuan FosfatFoto: Google Image
Batuan Fosfat

Penambangan dimulai sejak era kolonial Jerman dan dilanjutkan oleh Inggris, Australia, dan Selandia Baru setelah Perang Dunia I. Setelah merdeka pada 1968, Nauru mengambil alih kendali penuh atas sumber dayanya dan meraup miliaran dolar dari ekspor fosfat.

Dahulu, Nauru hanya dihuni sekitar 4.000 orang, namun kekayaan alam berupa fosfat membawa negara kecil ini ke puncak kejayaan ekonomi selama beberapa dekade. Pada era 1980-an, perdagangan fosfat menghasilkan pemasukan fantastis bagi negara mencapai sekitar AUD 1,5 miliar, yang saat itu kira-kira setara dengan Rp1,5 triliun.

Berkat lonjakan pendapatan dari ekspor tersebut, Nauru sempat mencatatkan diri sebagai negara dengan pendapatan per kapita tertinggi kedua di dunia.

Pemerintah Tidak Transparan - Korupsi Bikin Borok Negara

Seluruh hasil tambang fosfat dikelola langsung oleh pemerintah, dan keuntungan dari sektor ini dialirkan kembali ke masyarakat dalam bentuk bantuan tunai yang bernilai ribuan dolar per orang setiap tahunnya.

Sayangnya, distribusi dana itu tidak dilakukan dengan sistem yang teratur atau transparan, sehingga pemanfaatannya sering kali tidak tepat sasaran dan mengandalkan pola konsumtif yang tidak berkelanjutan.

Gaya hidup mewah mulai merajalela di Nauru saat negara kecil ini dibanjiri uang dari hasil ekspor fosfat.

Banyak penduduk, termasuk pejabat negara, membeli barang-barang mewah yang sebenarnya tidak relevan dengan kondisi geografis dan kebutuhan nyata negara tersebut.

Mobil sport mahal seperti Lamborghini menjadi simbol status, meski sebagian besar jalan di Nauru tidak mendukung kendaraan seperti itu.

Lamborghini bepelat nomor palsu di Polda Bali. (Dok DetikBali/I Wayan Selamat Juniasa)Foto: Lamborghini bepelat nomor palsu di Polda Bali. (Dok DetikBali/I Wayan Selamat Juniasa)
Lamborghini bepelat nomor palsu di Polda Bali. (Dok DetikBali/I Wayan Selamat Juniasa)

Salah satu kisah yang sering disebut adalah tentang seorang kepala kepolisian yang membeli Lamborghini, padahal ukuran mobilnya terlalu besar untuk digunakan secara efektif di sana.

Meskipun mayoritas warga mendapatkan layanan gratis seperti pendidikan, layanan kesehatan, hingga transportasi umum, sebagian kecil justru menggunakan kekayaan negara untuk gaya hidup berlebihan, seperti mengimpor kendaraan mewah yang tidak sesuai dengan realitas negara kecil di tengah Pasifik ini.

Namun, kejayaan itu tak bertahan lama. Penambangan fosfat yang dilakukan secara besar-besaran tanpa memikirkan kelestarian akhirnya membuat cadangan fosfat menyusut drastis pada dekade 1990-an.

Krisis pun datang karena negara tidak punya sumber pendapatan alternatif. Dalam keadaan terdesak, Nauru mulai mencari cara lain untuk tetap bertahan, termasuk dengan menjual izin perbankan dan paspor kepada warga asing. Langkah ini membuat Nauru dikenal sebagai tempat berisiko tinggi untuk pencucian uang.

Pada tahun 2002, Amerika Serikat secara resmi menyebut Nauru sebagai pusat pencucian uang global, setelah terungkap bahwa dana dalam jumlah besar dari jaringan mafia Rusia mengalir melalui bank-bank di negara tersebut.

Dan akhirnya, Nauru berakhir bangkrut, sejak 20001 sampai saat ini negara kecil ini bertumpu pada sumbangan dana dari Australia tiap tahunnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |