Myanmar Dilanda Gempa Susulan, Banyak Korban Terjebak Reruntuhan

2 days ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa susulan kembali mengguncang kota Mandalay yang hancur pada Minggu (30/3/2025). Ini terjadi setelah gempa besar berkekuatan magnitudo 7,7 menghantam Myanmar dan Thailand pada Jumat (28/3/2025) lalu.


Melansir The Guardian, para warga berlarian dengan putus asa di antara gedung-gedung yang runtuh untuk mencari para penyintas saat gempa susulan terjadi. Sementara itu otoritas terkait juga mulai melakukan pencarian penyintas di bawah reruntuhan gedung.


Seorang petugas penyelamat mengatakan sebagian besar operasi di kota itu dilakukan oleh kelompok-kelompok warga yang kecil dan terorganisasi sendiri yang tidak memiliki peralatan yang dibutuhkan.


"Kami telah mendekati gedung-gedung yang runtuh, tetapi beberapa bangunan tetap tidak stabil saat kami bekerja," katanya, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena masalah keamanan.


Puluhan orang dikhawatirkan terjebak di bawah bangunan yang runtuh di Mandalay, tetapi sebagian besar tidak dapat dijangkau atau ditarik keluar tanpa alat berat, menurut pekerja kemanusiaan lain dan dua warga lainnya.


"Orang-orang masih terjebak di dalam bangunan, mereka tidak dapat mengeluarkan orang," kata seorang warga yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.


Di tempat lain di kota itu, pemilik kedai teh Win Lwin berjalan di antara sisa-sisa restoran yang runtuh di jalan utama di lingkungannya, melemparkan batu bata satu per satu.


"Sekitar tujuh orang meninggal di sini" ketika gempa terjadi pada hari Jumat, katanya kepada AFP. "Saya mencari lebih banyak mayat tetapi saya tahu tidak mungkin ada yang selamat.


"Kami tidak tahu berapa banyak mayat yang mungkin ada tetapi kami sedang mencari." Pada Minggu pagi, gempa susulan kecil terjadi, membuat orang-orang berlarian keluar dari hotel untuk menyelamatkan diri, setelah gempa serupa terasa pada Sabtu malam.


Truk-truk penuh petugas pemadam kebakaran berkumpul di salah satu stasiun pemadam kebakaran utama Mandalay untuk diberangkatkan ke lokasi-lokasi di sekitar kota.


Malam sebelumnya, tim penyelamat telah mengeluarkan seorang wanita hidup-hidup dari reruntuhan gedung apartemen yang runtuh.


Korban Tewas dan Kesulitan Dapat Bantuan


Junta penguasa Myanmar mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu bahwa sedikitnya 1.644 orang tewas dan lebih dari 3.400 orang terluka di negara itu, dengan sedikitnya 139 orang lainnya hilang.


Namun dengan komunikasi yang tidak dapat diandalkan, skala sebenarnya dari bencana tersebut masih belum jelas di negara yang diperintah militer yang terisolasi itu, dan jumlah korban diperkirakan akan meningkat secara signifikan.


Gempa pada Jumat telah meruntuhkan gedung-gedung, merobohkan jembatan dan membuat jalan-jalan tertekuk, dengan kerusakan massal terlihat di kota berpenduduk lebih dari 1,7 juta orang, kota terbesar kedua di Myanmar.


Pemodelan prediktif dari US Geological Service memperkirakan jumlah korban tewas di Myanmar dapat mencapai 10.000 dan kerugian dapat melebihi pendapatan ekonomi tahunan negara itu.


Pimpinan junta Min Aung Hlaing mengeluarkan seruan yang sangat jarang untuk bantuan internasional pada Jumat, yang menunjukkan betapa parahnya bencana tersebut. Pada Minggu, ia meminta "semua rumah sakit militer dan sipil, serta petugas kesehatan" untuk "bekerja sama secara terkoordinasi dan efisien", menurut media yang dikelola pemerintah.


Pemerintah militer sebelumnya telah menolak bantuan asing, bahkan setelah bencana alam besar. Myanmar telah dilanda perang saudara selama empat tahun yang dipicu oleh kudeta militer pada tahun 2021.


Pemerintah di pengasingan mengatakan akan "bekerja sama dengan PBB dan LSM untuk memastikan keamanan, transportasi, dan pendirian kamp penyelamatan dan medis sementara" di wilayah yang dikuasainya, menurut pernyataan tersebut, yang dirilis di media sosial.


Namun badan-badan bantuan telah memperingatkan bahwa Myanmar tidak siap menghadapi bencana sebesar ini.


Badan kemanusiaan PBB, OCHA, mengatakan kurangnya pasokan medis dan kerusakan infrastruktur seperti jalan menghambat upaya untuk menanggapi gempa bumi. Badan tersebut mengatakan rumah sakit dan fasilitas kesehatan juga mengalami kerusakan parah atau hancur.


(hoi/hoi)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Di Lokasi Gempa, Junta Myanmar Minta Bantuan & Sumbangan Global

Next Article Awas! Ilmuwan Ramal Bakal Ada Gempa Besar Terjadi di Wilayah Ini

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |