Jakarta, CNBC Indonesia - PT Gudang Garam Tbk (GGRM) sebagai salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia, terus membukukan penurunan laba bersih, yang disebabkan oleh penurunan tajam penjualan rokok.
Perusahaan yang berdiri pada tahun 1958 ini kini sudah makin redup, begitu juga dengan redupnya kekayaan sang pendiri perseroan. Susilo Wonowidjojo adalah pemilik PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Ia merupakan anak bungsu dari Surya Wonowidjojo, pendiri perusahaan rokok tersebut.
Pada tahun 1958, saat masih berusia 35 tahun, Surya mendirikan perusahaannya sendiri, yakni Gudang Garam di Kediri, Jawa Timur. Konon, ilham pemberian nama Gudang Garam diperolehnya dari mimpi. Surya berusaha mengembangkan usaha barunya dengan tekun.
Namun, Surya akhirnya meninggal pada tanggal 28 Agustus 1985 di Auckland, Selandia Baru. Pada tahun 2001, Gudang Garam telah memiliki enam unit pabrik di atas lahan seluas 100 hektare, mempekerjakan 40.000 buruh dan sekitar 3.000 karyawan tetap. Cukai rokok yang Gudang Garam bayarkan mencapai lebih dari Rp 100 miliar per tahunnya. Gudang Garam kini dilanjutkan oleh anaknya, Susilo Wonowidjojo.
Sayangnya perjalanan Gudang Garam kini makin berat. Produk Gudang Garam mengalami penurunan penjualan serta laba akibat kenaikan cukai yang berdampak pada daya beli konsumen yang cenderung stagnan.
Hal ini tercermin dari penurunan kinerja keuangan Gudang Garam. Pada laporan keuangan 2024, Gudang Garam membukukan penurunan laba bersih sekitar 82% menjadi Rp981 miliar dari Rp5,3 triliun pada 2023.
Melihat secara performa, laba bersih Gudang Garam 10 tahun lalu pada 2014 terus mengalami peningkatan hingga puncaknya pada 2019 sebesar Rp10,8 triliun.
Akan tetapi kini tanpa diduga laba bersih Gudang Garam pada 2024 hanya mencatatkan sebesar Rp981 miliar, hal itu berarti laba bersih Gudang Garam turun 91% sejak laba tertinggi pada 2019.
Penurunan performa kinerja keuangan Gudang Garam pun berpengaruh pada nilai kekayaan pemilik Gudang Garam saat ini yang dipegang oleh Susilo Wonowidjojo.
Pada tahun 2024, Susilo Wonowidjojo memiliki 1.709.685 saham di Gudang Garam, yang setara dengan 0.09% dari total saham perusahaan. Meskipun proporsi sahamnya relatif kecil, posisi Susilo Wonowidjojo sangat penting dalam struktur kepemilikan karena dia adalah Presiden Direktur PT Gudang Garam Tbk.
Berdasarkan data Forbes, nilai kekayaan Susilo Wonowidjojo mengalami penurunan dari tahun ke tahun sejalan dengan performa kinerja keuangan Gudang Garam.
Nilai kekayaan Susilo sempat mengalami kenaikan pada 2014 ke 2018, sejalan dengan kenaikan laba bersih Gudang Garam.
Namun sayangnya sejak 2019 hingga 2024, harta kekayaan Susilo semakin terkikis. Bahkan jika dihitung sejak nilai kekayaan 2018 sebesar US$9,2 miliar hingga menjadi US$2,9 miliar, berarti kekayaan Susilo sudah turun sebanyak 68,5% atau ia telah kehilangan sebesar US$6,3 miliar dalam 6 tahun terakhir atau jika dirupiahkan saat ini sebesar Rp105,96 triliun (Rp16.820/US$1).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)