Jakarta, CNBC Indonesia - Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat (AS) Yechiel Leiter mengatakan akan ada beberapa serangan kejutan di tengah konflik Tel Aviv dengan Iran. Ia menyebut serbuan mendatang akan membuat serangan pager dan walkie-talkie terhadap Lebanon tampak 'sederhana'.
"Kami telah melakukan sejumlah kejutan," kata Leiter saat tampil di jaringan TV Merit Street pada Selasa (17/6/2025), seperti dikutip Fox News.
"Ketika debu mereda, Anda akan melihat beberapa kejutan pada Kamis malam dan Jumat yang akan membuat operasi pager tampak hampir sederhana," lanjutnya.
Leiter merujuk pada ledakan pager dan walkie-talkie pada 17 September 2024 di Lebanon dan Suriah yang hampir bersamaan-yang digunakan oleh anggota kelompok teror Hizbullah yang didukung Iran.
Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai hampir 3.000 orang. Sehari setelahnya, sedikitnya 25 orang tewas dan lebih dari 600 orang terluka ketika walkie-talkie diledakkan di wilayah tersebut.
Israel kemudian disebut menjadi dalang di balik serangan tersebut. Sejumlah kecil bahan peledak yang disembunyikan di dalam perangkat tersebut ditemukan berkaitan dengan Israel.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada The Associated Press saat itu bahwa Israel memberi pengarahan kepada pemerintah AS setelah serangan tersebut. Namun, Menteri Luar Negeri saat itu Antony Blinken mengatakan AS "tidak tahu tentang, atau terlibat dalam, insiden ini."
Sebelumnya, jet tempur Israel menggempur sejumlah situs militer dan nuklir di Iran pada Jumat (13/6/2025) pagi waktu setempat, termasuk menewaskan beberapa komandan senior dan ilmuwan nuklir. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut serangan itu sebagai upaya mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
Iran merespons dengan meluncurkan rudal balistik ke sejumlah kota di Israel, termasuk Tel Aviv. Meski Amerika Serikat (AS) membantah keterlibatannya, Presiden Donald Trump menyatakan dukungan terhadap operasi militer Israel. Imbasnya, Iran menghentikan sementara pembicaraan nuklir dengan Washington.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]