iPhone Buatan AS Bakal Kalah dari 'Made in China', Ini Alasannya

8 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar iPhone di Amerika Serikat berpotensi terganggu, imbas kebijakan tarif dagang resiprokal Presiden AS Donald Trump kepada negara-negara mitra dagang utamanya. Negara-negara yang terdampak kebijakan Trump itu merupakan pusat lini produksi Apple untuk iPhone dan Mac, seperti China, India, Vietnam, dan Thailand.

Maka, dengan adanya tarif resiprokal tersebut, akan membuat impor produk iPhone dari China lebih mahal, sehingga harga jualnya pun terancam naik di AS. Pengenaan tarif resiprokal itu sebetulnya cara Trump supaya produksi di dalam negerinya meningkat. Pertanyaan besarnya, jika Trump ingin iPhone dan Mac diproduksi di AS, apakah mungkin?

Penjelasan Pakar

Menurut Profesor Emeritus Duke University, Gary Gereffi, salah satu cara yang paling realistis buat Trump untuk menggapai cita-citanya itu adalah dengan merekonstruksi rantai pasokan.

Perusahaan bisa mengalihkan manufaktur komponen utama ke Amerika Utara. Namun, masalah lain yang jadi sorotan adalah soal tenaga kerja. Perakitan di AS bakal membutuhkan lebih banyak tenaga kerja manusia dan juga robot.

"Kita mengalami kekurangan tenaga kerja yang sangat parah. Dan telah kehilangan seni manufaktur skala besar," jelas profesor bisnis Universitas Johns Hopkins, Tinglong Dai, dikutip dari Wall Street Journal.

Pabrikan perakit iPhone di China, Foxconn, memperkerjakan 300 ribu pekerja. Untuk mencapai angka perekrutan itu, akan menjadi masalah besar bagi pabrik-pabrik di AS. Belum lagi soal standar gaji dan biaya lahan yang harus digelontorkan Apple. Perlu banyak biaya membangun iPhone asli AS. Meski harganya murah jika diproduksi AS, namun kualitasnya akan lebih buruk. Setidaknya pada awal pabrikan AS berjalan.

"AS memiliki kapasitas memproduksi komponen smartphone di sejumlah area, namun bukan yang terbaik," jelas Dai.

Mac Pernah Gagal Diproduksi di AS

Artikel New York Times tahun 2019 mengungkapkan Apple pernah berencana memproduksi Mac Pro di AS. Ini menjadi yang pertama kali perangkat diproduksi di sana. Sayang rencana tersebut sulit terlaksana. Tiga orang sumber yang dikutip dari laporan mengatakan pabrikan di Austin, Texas kesulitan menemukan sekrup yang cukup.

Laporan itu mengatakan Apple sulit melakukan produksi karena kontraktor hanya bisa memproduksi paling banyak 1.000 sekrup dalam sehari. Pada akhirnya bisa menunda penjualan perangkat selama berbulan-bulan. Masalah ini bisa terselesaikan dengan mudah di China. Apple bisa mengandalkan pabrik yang bisa memproduksi sekrup khusus dalam jumlah besar dengan waktu singkat.

New York Times menuliskan masalah ini menggambarkan tantangan Apple jika ingin memindahkan produksi ke luar China. Apple menemukan segalanya di China, dari skala, keterampilan, infrastruktur dan biaya untuk memproduksi perangkatnya.


(arj/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Naikkan Mutu & Kualitas Tenaga Kerja Dengan Teknologi & AI

Next Article Alasan Menteri Prabowo Tolak Proposal Apple Senilai Rp 1.5 T

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |