Inalum Kejar Peningkatan Laba Jadi US$ 130 Juta di 2025

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), anggota Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID, menargetkan laba bersih pada 2025 ini meningkat menjadi US$ 120-130 juta atau setara Rp 2,13 triliun (asumsi kurs Rp 16.416 per US$) dari capaian laba bersih pada 2024 yang sebesar US$ 123,7 juta.

Direktur Utama Inalum Melati Sarnita mengatakan, target laba tersebut tak meningkat jauh dari capaian 2024 karena masih adanya keterbatasan pada kapasitas produksi aluminium perusahaan. Hingga saat ini kapasitas aluminium Inalum masih sebesar 300.000 ton per tahun.

Adapun yang bisa dioptimalkan perusahaan yaitu mengoptimalkan produksi. Pada 2024, produksi aluminium Inalum tercatat mencapai 274.230 ton, naik 27,61% dibanding tahun sebelumnya. Volume penjualan juga tumbuh 25,55% menjadi 276.381 ton.

Untuk tahun 2025 ini, perusahaan menargetkan produksi aluminium bisa naik menjadi 280.000 ton.

"Jadi, kami sangat ingin lebih tinggi lagi. Kalau sekarang, kan, US$ 123 (juta), ya. Kita mau lebih dari itu, ya, targetnya. Tim saya, sebenarnya, maunya, gitu, ya. Tapi, kan, gak segampang itu, kan. Aku harus pasang pabrik baru. Kalau size kita sekarang, itu US$ 120-130 (juta) paling banyak. Karena, kan, masalah sizing, ya," kata Melati saat ditemui di sela acara Economic Update CNBC Indonesia di Jakarta, dikutip Kamis (19/6/2025).

Dia menjelaskan, saat ini kapasitas pabrik aluminium Inalum sebesar 300.000 ton per tahun. Rencananya, dalam lima tahun ke depan perusahaan akan melakukan ekspansi membangun pabrik aluminium kedua di Sumatera Utara berkapasitas 600.000 ton per tahun.

Kemudian, perusahaan juga tengah mengkaji tambahan pabrik aluminium berkapasitas 150.000 ton di Mempawah, Kalimantan Barat.

Bila proyek-proyek tersebut berjalan, maka kapasitas produksi aluminium Inalum bisa naik menjadi 900.000-1.050.000 ton per tahun.

Proyek Smelter Alumina

Perlu diketahui, Inalum dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kini bekerja sama dan memiliki perusahaan patungan PT Borneo Alumina Indonesia (BAI). PT BAI mengoperasikan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit menjadi alumina di Mempawah, Kalimantan Barat.

Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) fase 1 yang memiliki kapasitas produksi alumina sebesar 1 juta ton per tahun ini telah resmi dilakukan injeksi bauksit perdana oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) pada 24 September 2024 lalu dan telah mengirimkan alumina perdana ke Inalum pada 29 April 2025 lalu.

Adapun kebutuhan investasi untuk fase 1 ini diperkirakan menelan Rp 16 triliun.

Bila smelter ini beroperasi penuh, maka bisa mengurangi impor alumina sebesar 1 juta ton per tahun.

Proyek SGAR Fase 1 ini nantinya menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat yang di produksi PT Aneka Tambang Tak (ANTM) dan smelter aluminium Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

Proyek SGAR direncanakan akan terbagi ke dalam 2 fase dengan total estimasi biaya investasi sebesar US$ 1,7 miliar.

Proyek SGAR Fase 2 merupakan ekspansi dari Proyek SGAR Fase 1 yang juga akan berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat dan juga akan memiliki kapasitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun dengan target operasi pada 2028.

Melalui pengoperasian Proyek SGAR Fase 1 dan Fase 2, produksi alumina domestik akan meningkat menjadi sebesar 2 juta ton per tahun dengan penyerapan mineral bijih bauksit hingga mencapai 6 juta ton per tahun.

Hal ini sejalan dengan rencana aksi korporasi Inalum dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi aluminiumnya hingga mencapai 900.000 ton per tahun.

Sebagai tambahan, smelter aluminium Inalum saat ini memiliki kapasitas produksi aluminium hingga sebesar 300.000 ton per tahun yang seluruhnya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan aluminium domestik.

Namun, kebutuhan aluminium dalam negeri saat ini mencapai 1,2 juta ton per tahun dan sejak tahun 2018 hingga tahun 2023, pemenuhan aluminium dalam negeri masih didominasi oleh produk impor dengan porsi impor sebesar 56% dan pasokan dari Inalum sebesar 44% pada tahun 2023.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Perdana! Inalum Terima Alumina dari Proyek SGAR Mempawah

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |