Impor Barang Konsumsi Loyo Jelang Ramadan, Ada Apa dengan RI?

11 hours ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca perdagangan sukses bertahan di zona surplus periode Februari 2025. Surplus kali ini mencapai US$ 3,12 miliar, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Surplus pada Februari 2025 lebih ditopang oleh ekspor minyak kepala sawit (crude palm oil/CPO).

BPS mencatat nilai ekspor CPO dan turunannya memang naik 58,35% (month to month/mtm) secara bulanan dan naik sebesar 89,54% (year on year/yoy) secara tahunan. Kendati ekspor CPO tercatat meningkat. Namun, ada anomali dalam neraca perdagangan RI, yakni dari sisi impor barang konsumsi.

Pada Februari 2025, jelang Ramadan dan Lebaran, impor barang konsumsi tercatat turun 10,61% secara bulanan (mtm) dan secara volume penurunannya mencapai 27,63% (mtm). Adapun, secara tahunan, penurunan nilai impor barang konsumsi lebih besar lagi, yakni mencapai 21,05%

"Pertama adalah buah-buahan HS 08, secara bulanan nilainya turun US$ 60,9 juta. Kemudian daging hewan HS 02 yang secara bulanan turun US$ 44,8 miliar dan juga HS 10 atau serelia terutama beras di dalamnya, bulanan turun US$ 37,8 miliar," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, dalam rilis statistik BPS, Senin (17/3/2025).


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Harap Warga RI "Kalap" Belanja Ramadan, Peritel Bisa Cuan Besar

Next Article BPS: Neraca Dagang RI Surplus US$2,47 M di Oktober 2024

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |