4 hours ago
2
Jakarta, CNBC Indonesia - Sedikitnya 13 orang dilaporkan tewas akibat banjir besar yang melanda kawasan tengah Vietnam. Pemerintah setempat menyebut 11 orang lainnya masih hilang, sementara warga di kota wisata Hoi An mulai membersihkan rumah mereka setelah air perlahan surut.
Banjir parah ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang memecahkan rekor dalam beberapa hari terakhir. Dua wilayah yang paling terdampak adalah Hue (bekas ibu kota kekaisaran yang masuk daftar warisan dunia UNESCO), serta kota tua Hoi An yang terkenal sebagai destinasi wisata sejarah.
Foto-foto yang beredar di media lokal menunjukkan sebagian besar kawasan di kedua kota masih terendam air, bahkan beberapa rumah terlihat hampir sepenuhnya tenggelam. Pemerintah menyebut lebih dari 116 ribu rumah dan 5 ribu hektare lahan pertanian terendam, serta banyak ruas jalan dan rel kereta rusak hingga memutus akses listrik dan transportasi.
Warga Hoi An, Tram Van Tien (60 tahun) bilang, banjir kali ini merupakan yang terburuk yang pernah ia alami. "Saya sudah berkali-kali melihat banjir, tapi ini yang paling parah," ujarnya.
Kondisi ini juga membuat pariwisata Hoi An lumpuh. Sebagian besar wisatawan membatalkan pemesanan hotel. Tahun lalu, kota bersejarah yang pernah menjadi pelabuhan dagang Asia Tenggara abad ke-15 hingga ke-19 itu dikunjungi lebih dari 4,4 juta turis, termasuk 3,6 juta wisatawan mancanegara.
"Air naik terlalu cepat, banyak properti yang rusak parah. Hotel kami sudah tutup sejak Senin," kata Nguyen Thi Thuy, manajer hotel lokal.
Badan penanggulangan bencana Vietnam mengingatkan, hujan deras masih akan berlangsung hingga Sabtu. Curah hujan harian bisa mencapai lebih dari 500 milimeter di beberapa wilayah.
"Saya berharap banjir tidak datang lagi, agar kami bisa membuka hotel dan menyambut wisatawan kembali. Semua warga di sini menggantungkan hidup dari sektor pariwisata," kata Thuy.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banjir Bandang Tewaskan 32 Orang, Warga Berpegangan ke Pohon
