Harga Emas Mulai "Kinclong" Lagi, Pertanda Apa?

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali menguat yang didorong oleh pelemahan dolar AS dan meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) di tengah berlanjutnya penutupan pemerintahan atau government shutdown.

Mengutip data Refinitiv, harga emas dunia ditutup di level US$3.998,72 per troy ons pada perdagangan Jumat (8/11/2025), naik 0,53% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Sebelumnya, pada Kamis (6/11/2025), harga emas sempat melemah 0,12% ke level US$3.977,63 per troy ons.

Kendati mencatat kenaikan di akhir pekan, secara mingguan harga emas dunia masih terkoreksi tipis 0,08%, sekaligus menandai pelemahannya dalam tiga pekan beruntun.

Kenaikan harga emas terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi Amerika Serikat, seiring berlanjutnya penutupan pemerintahan atau government shutdown yang telah berlangsung lebih dari 37 hari dan sekaligus mencatatkan rekor penutupan terlama sepanjang sejarah AS.

Data terbaru menunjukkan pelemahan di sejumlah sektor ekonomi AS. Survei University of Michigan mencatat bahwa sentimen konsumen merosot tajam akibat ketidakpastian ekonomi dan tekanan inflasi yang masih tinggi. Sebanyak 71% responden memperkirakan tingkat pengangguran akan meningkat dalam setahun ke depan.

Selain itu, obligasi dan dolar AS juga melemah setelah rilis data tersebut, yang menjadi katalis positif bagi emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Meski bergerak stabil dibandingkan pekan lalu, harga emas masih jauh di bawah rekor tertingginya di atas US$4.380 per troy ons yang tercapai bulan lalu. Secara tahunan, logam mulia ini masih mencatat kenaikan lebih dari 50%, hingga menjadi performa terbaik sejak 1979.

Kenaikan harga emas sepanjang tahun ini didukung oleh pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed), pembelian agresif oleh bank sentral dunia, serta meningkatnya minat investor terhadap aset lindung nilai di tengah ketidakpastian global akibat perang tarif Presiden AS Donald Trump.

"Shutdown yang berkepanjangan membuat investor kesulitan menilai kondisi ekonomi AS secara akurat. Akibatnya, data dari lembaga swasta kini menjadi acuan utama pasar," dalam laporan 22V Research.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/luc)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |