Guru Besar UI Ingatkan Bank Jangan Malas Salurkan Dana ke Padat Karya

13 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan kredit perbankan ke sektor industri manufaktur, khususnya yang padat karya masih belum optimal, membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sulit tumbuh kencang hingga 8%.

Hal ini diungkapkan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty. Ia bilang sejauh ini penyaluran kredit perbankan ke sektor manufaktur masih terbatas, padahal kinerja industri itu menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia.

"Manufaktur ini kan driver pertumbuhan ekonomi. Kalau kita ingin punya pertumbuhan ekonomi yang konsisten dan terus-menerus, itu salah satunya yang bisa menopang adalah manufaktur," kata Telisa dalam program Evening Up CNBC Indonesia, dikutip Senin (16/6/2025)

Bila merujuk pada survei perbankan Bank Indonesia pada kuartal I-2025, saldo bersih tertimbang (SBT) untuk penyaluran kredit ke sektor indutri pengolahan memang masih tertinggal di banding ke sektor lain. Besarannya hanya mencapai 32,81%. Itu pun turun jauh dari SBT kuartal IV-2025 sebesar 79,28%.

Penyaluran kredit untuk sektor pertambangan dan penggalian pada kuartal I-2025 bahkan masih mampu mencapai 64,72%, konstruksi 43,46%, penyediaan akomodasi & penyediaan makan minum sebesar 62,53%, transportasi, pergudangan & komunikasi 58,06%, serta jasa kesehatan & kegiatan sosial 56,92%.

"Banking kita itu belum terlalu supporting banget ke sektor manufaktur, karena manufakturnya dianggap balik modalnya itu enggak terlalu cepat, dan kemudian resikonya juga cukup tinggi kalau di mata perbankan," ujar Telissa.

Belum optimalnya penyaluran kredit perbankan ke sektor manufaktur ini berkebalikan dengan besarnya kontribusi sektor padat karya itu terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Pada kuartal I-2025, distribusi industri pengolahan terhadap PDB Indonesia mencapai 19,25%, tertinggi dibanding sektor lapangan usaha lain.

Dengan catatan ini, Telisa menganggap, perlu adanya dorongan dari pemerintah untuk terus mendukung pendanaan bagi bisnis industri manufaktur Indonesia, terutama bila ingin pertumbuhan ekonomi Indonesia makin kencang ke depan, dengan kesejahteraan yang merata. Sebab, sektor manfuktur ini menjadi motor utama pula penyerap lapangan pekerjaan.

"Makanya harus ada satu ekosistem yang bersama-sama mendukung manufaktur-manufaktur yang menjadi andalan kita ini. Terutama manufaktur padat karya," tutur Telisa.

"Karena manufaktur seperti food and beverage sama tekstil dan garmen itu kan memang cukup padat karya. Itu bisa membantu menyerap lapangan kerja. Jadi, manufakturnya harus kita dorong," tegasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Dunia Gonjang-Ganjing Akibat Perang Tarif Trump

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |