Genjot Energi Bersih RI, Pertamina NRE Andalkan Proyek Panas Bumi

14 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina New and Renewable Energy (NRE) sebagai salah satu subholding PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk menambah bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

CEO Pertamina NRE, John Eusebius Iwan Anis mengungkapkan, PNRE mengembangkan berbagai sumber energi bersih, salah satunya adalah energi panas bumi yang juga menjadi salah satu fokus perusahaan melalui PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

"Kita punya ambisi yang cukup besar juga untuk bertumbuh ya. Salah satunya terutama tentu dari PGE ya, menjadi andalan kita. Pak Julfi udah membuat roadmap yang untuk 1 GW bahkan 3 GW, bahkan mungkin kalau bisa lebih dari itu. Tapi itu kita lakukan step by step ya." katanya dalam media briefing PNRE, di Jakarta, dikutip Selasa (11/3/2025).

Nah, untuk tahun 2025 ini, PNRE menargetkan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terpasang mencapai 720 Mega Watt (MW). Sekarang, PLTP yang sudah beroperasi mencapai total 672,5 MW.

Adapun sampai 2029, PNRE menargetkan kapasitas terpasang PLTP dalam negeri mencapai 1,2 GW.

Sebagai catatan, PLTP yang sudah beroperasi di Indonesia tersebar di berbagai wilayah. Mulai dari Sumatera, yakni PLTP Sibayak 12 MW, PLTP Lumut Balai 55 MW, dan PLTP Ulubelu 220 MW.

Di pulau Jawa, kata John, terdapat PLTP Kamojang 235 MW dan PLTP Karaha 30 MW. Sedangkan, di Sulawesi adalah PLTP Lahendong 120,5 MW. "Nanti kita bisa lihat kalau mau tertarik lihat satu per satu, tapi pastinya tadi kita ngomong PLTP ya, di hampir di semua area kita, kita akan boost pengembangannya," ujarnya.

Dorong proyek EBT lainnya

Selain geothermal, Pertamina NRE juga berencana menggarap proyek Flare Gas To Power. Proyek ini akan dijalankan bersama dengan PT Kilang Pertamina Internasional untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas suar dari kilang.

Dengan demikian, energi yang selama ini terbuang dapat dikonversi menjadi listrik, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk operasional kilang maupun keperluan lainnya.

John menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari strategi efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon perusahaan. "Kami ingin memastikan bahwa setiap sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan optimal, sehingga tidak ada energi yang terbuang sia-sia," ujarnya.

Proyek ini selaras dengan visi Pertamina untuk menjadi pemimpin dalam transisi energi di Indonesia. Selain itu, Pertamina NRE juga terus mengembangkan perdagangan karbon di Indonesia, hal itu sejalan dengan target RI mencapai Net Zero Emission (NZE) tahun 2060.

Setelah menginisiasi perdagangan karbon di tahun 2023 Pertamina NRE akan mengoptimalkan pemanfaatan kredit karbon dari berbagai proyek energi terbarukan, termasuk geothermal, solar PV, dan biomassa.

Dengan skema ini, Pertamina NRE dapat menjual kredit karbon kepada perusahaan yang membutuhkan kompensasi atas emisi yang mereka hasilkan, sehingga membantu menyeimbangkan emisi nasional dan mendorong investasi di sektor energi hijau.

"Kami ingin berkontribusi dalam pengurangan emisi dengan memanfaatkan potensi besar Indonesia dalam energi bersih serta memastikan ekosistem perdagangan karbon yang transparan dan berkelanjutan," tambahnya.

Dengan begitu, pihaknya akan terus menunjukkan komitmen untuk mendukung transisi energi di dalam negeri. Hal itu juga didukung oleh langkah-langkah strategis yang telah direncanakan. John mengatakan pihaknya optimis dapat berkontribusi lebih besar dalam pengembangan energi bersih di Indonesia.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lembaga Independen Cek Kualitas BBM Pertamina, Ini Hasilnya

Next Article Video: Pertamina NRE Siapkan Capex 98 T Untuk Kembangkan EBT

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |