10 hours ago
8
Jakarta, CNBC Indonesia — Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat pasar saham bergejolak beberapa waktu terakhir. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun terkena imbasnya.
Pada 24 Maret 2024 atau sekitar sebulan lalu, IHSG sempat jatuh ke bawah level 6.000 dan mengalami penurunan lebih dari 4% pada awal perdagangan. Kala itu IHSG sudah mendapatkan tekanan ekstenal kuat dari rencana tarif trump hingga kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang terancam stagflasi.
Kini IHSG telah berangsur pulih. Secara mingguan, IHSG naik 3,74% pada pekan lalu ke level 6.678,92. Angka ini lebih baik dibandingkan pekan sebelumnya, yakni 2,81%. Sementara itu dalam sebulan terakhir, IHSG mencatatkan kenaikan 7,32%.
Melesatnya IHSG dalam sebulan terakhir tentu ditopang oleh beberapa saham big caps termasuk perbankan.
Bagi investor yang menampung saham perbankan saat jatuh di akhir Maret tentu sudah meraup cuan dari capital gain sekaligus dividen.
Salah satu saham bank jumbo yang mengalami kenaikan signifikan dalam sebulan terakhir adalah BTN (BBTN) yang melesat lebih dari 30%. Artinya jika menjelang akhir Maret 2025, Anda membeli saham BBTN senilai Rp 100 juta, maka saat ini sudah mengantongi cuan lebih dari Rp 30 juta.
Selain BBTN, saham bank jumbo lain seperti BBNI dan BMRI juga memberikan keuntungan sangat baik, apalagi jika ditambah dengan dividen. BBNI naik 12,9% dalam sebulan terakhir. Dengan ditambah dividend yield sebesar 8,52%, maka cuan pemegang saham BBNI pun semakin besar.
Adapun BMRI naik 9,8% bila dibandingkan dengan harga saat jatuh pada 24 Maret 2025. Artinya bermodal Rp 100 juta, dalam sebulan uang tersebut telah bertambah menjadi nyaris Rp 110 juta. Bila ditambah dengan dividen, investor BMRI mendapat tambahan Rp9,28 juta dengan asumsi modal tersebut.
Sementara itu, saham BBRI dalam sebulan terakhir naik 3,6% dengan dividend yield 5,74%.
(mkh/mkh)
